Liputan6.com, Jakarta - Kisah drama remaja baik lokal maupun Hollywood, biasanya identik dengan lingkungan sekolah. Namun berbeda dengan Five Feet Apart. Hampir seluruh film ini berlokasi di sebuah rumah sakit di New Orleans, Louisiana, AS.
Five Feet Apart mengisahkan jalinan cinta unik antara seorang gadis dan pemuda remaja yang sama-sama dirawat di rumah sakit. Keduanya menderita cystic fibrosis, penyakit genetik yang menyebabkan paru-paru penderitanya memproduksi lendir berlebih.
Advertisement
Baca Juga
Bila dua atau lebih penderita cystic fibrosis berinteraksi kurang dari 5 kaki (sekitar 1,5 meter), maka atau salah satu keduanya berisiko mengalami kematian. Hal inilah yang menjadikan film Five Feet Apart terasa lebih unik ketimbang film-film lain.
Film Five Feet Apart telah tiba di bioskop seluruh Indonesia sejak Jumat (15/3/2019) lalu. Seperti kebanyakan film drama, tentunya ada nilai lebih maupun hal-hal yang kurang di dalamnya.
Menyajikan Solusi
Five Feet Apart dibuka dengan narasi dari tokoh utamanya, Stella Grant (Haley Lu Richardson) yang mengaku tak pernah merasakan sentuhan dari seorang pria yang pernah ia cintai.
Adegan pun mundur dengan memperlihatkan beragam kegiatan Stella selama di rumah sakit sebagai penderita cystic fibrosis. Sampai akhirnya, ia didekati oleh seorang pemuda bernama Will Newman (Cole Sprouse).
Kedekatan di antara mereka berdua pun berbuah hubungan asmara yang terlarang. Hubungan mereka dengan beberapa teman dan petugas rumah sakit semakin mewarnai alur cerita film ini.
Salah satu hal yang patut dipuji adalah keunikan konsep dan skenario yang diangkat oleh sang sutradara. Tak ada hal yang terlalu berlebihan dalam menggambarkan suasana rumah sakit bagi remaja pengidap cystic fibrosis.
Bahkan, film ini juga menyajikan solusi bagi para penonton mengenai bagaimana kita seharusnya bersikap kepada penderita cystic fibrosis. Sehingga, penonton pun tentunya tak akan kebingungan lagi begitu keluar dari bioskop.
Â
Advertisement
Kurang Digali
Kisah asmara di antara dua karakter utamanya pun terasa mengalir meskipun tidak diawali dengan pertemuan yang dramatis. Nampaknya sutradara Justin Baldoni memang enggan menyisakan hal-hal unik pada perkenalan antara Stella dan Will.
Sayangnya dari beberapa segi, Five Feet Apart dirasa masih terlalu lemah. Terutama dalam menempatkan krisis hubungan asmara Will dan Stella. Terlalu banyak momen konflik asmara keduanya hanya diredakan oleh hal-hal sepele yang sebenarnya kurang masuk akal.
Selain itu, Five Feet Apart juga kurang menggali beberapa hal yang sebenarnya menarik. Misalnya saja dari sisi orangtua kedua belah pihak. Terkadany, ekspresi para pemain utama juga kurang kuat ketika menghadapi krisis.
Ditambah lagi, komunitas penderita penyakit Cystic Fibrosis melayangkan protes pada konsep film ini. Pasalnya, pada kenyataannya, sesama penderita penyakit ini harus berinteraksi tak kurang dari enam kaki.
Secara keseluruhan, Five Feet Apart merupakan tontonan menarik bagi para pecinta film drama remaja. Banyak juga hal-hal yang bisa dipetik selepas menonton film yang menggugah ini.