Liputan6.com, Los Angeles - Samuel Rizal mengaku sedang senang. Film terbarunya, Pocong The Origin, siap tayang mulai Kamis, 18 April 2019. Ini menjadi film kesekian yang dibintanginya. Buat, Sammy, sapaan akrabnya, film drama horor ini menjadi ajang dirinya bernostalgia.
Pasalnya, film produksi Starvision Plus ini membuat Samuel Rizal mengingat kenangan di masa remaja. Saat baru berakting Sammy memang dikenal lewat film drama horor, Tusuk Jelangkung.
"Nah, itu sudah 14 tahun yang lalu. Sekarang baru kesampaian main film horor lagi. Jadi ketahuan kan umur gue," papar ayah satu anak ini sambil tertawa, di sela-sela press conference film Pocong The Origin, di Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.Â
Advertisement
Baca Juga
Ketika bermain dalam film horor perdana, Sammy masih berusia remaja. Sekarang di Pocong The Origin tentu bukan peran anak muda lagi yang dimainkan Sammy. "Saya berperan sebagai sipir Yama, yang tugasnya antar jenazah terdakwa hukuman mati untuk dikuburkan di kampung halamannya," tambah Samuel Rizal.
Logat Jawa
Samuel Rizal berperan sebagai Yama, sipir Lapas di sebuah kota di Jawa Tengah. Lantaran hal tersebut sutradara Monty Tiwa menuntut Sammy harus bisa bicara dalam bahasa Jawa.Â
"Untungnya dialog film ini nggak sepenuhnya berbahasa Jawa. Malahan saya lebih sering ngomong pakai bahasa Indonesia, tapi memang dengan medok Jawa. Ini kan film untuk ditonton nasional. Jadi lebih gampang pemainnya pakai bahasa Indonesia saja," tambahnya.Â
Â
Advertisement
Belajar dengan Kru
Pebasket ini mengaku ditolong oleh sutradara dan sejumlah kru. "Mereka yang ngajar saya bisa ngomong dengan logat Jawa. Sebelum take syuting ya saya sudah berlatih sendiri," kata Sammy.
Bagi Sammy, Pocong The Origin begitu berkesan karena karakter yang dimainkan 180 derajad berbeda dengan peran di film-film sebelumnya. "Biasanya saya berperan sebagai remaja atau anak muda," kata pemain film Eiffel I'm in Love ini.
Ilmu Hitam
Pocong The Origin bercerita tentang Ananta (Surya Saputra), seorang pria yang dihukum mati karena kasus pembunuhan, di Lapas di sebuah kota di Jawa Tengah. Rudi (Tegar Satrya), Ka Lapas dan tim sudah dua kali mengeksekusi Ananta Tapi, pembunuh itu tidak mati-mati juga.Â
Setelah eksekusi kedua, Ananta yang terbujur sebagai mayat di penjara, sempat bangun lagi dan berteriak. Katanya, dia hanya bisa mati jika dibunuh oleh darah dagingnya sendiri.Â
Lebih dari setengah durasi film menceritakan perjalanan Yama, yang diperankan Sammy, mengantar Sasthi (Nadya Arina), putri semata wayang Ananta. Â Sasthi ingin mengubur jenazah ayahnya di Cimacan, Jawa Barat, sesuai wasiat Ananta.
Tapi, orang-orang di tanah kelahiran sang ayah tak menerima wasiat itu. Apa yang terjadi pada mayat Ananta yang terbungkus kain kafan dan diangkut dengan mobil butut yang dikendarai Yama?Â
Film yang skenarionya ditulis juga oleh Monty Tiwa ini bisa disaksikan di layar bioskop mulai Kamis, 18 April 2019.
Advertisement