Sukses

Kontroversi Film Dua Garis Biru, Produser: Materi Film Saya Positif

dua film Indonesia ramai dibicarakan karena mendapat reaksi negatif dari penghakiman massal hingga petisi di jalur daring.

Liputan6.com, Jakarta - Pekan ini, dua film Indonesia ramai dibicarakan warganet karena mendapat reaksi negatif dari penghakiman massal hingga petisi di jalur daring.

Dua film Indonesia itu: Kucumbu Tubuh Indahku karya Garin Nugroho dan Dua Garis Biru buatan Gina S. Noer.

Judul yang disebut terakhir belum tayang di bioskop, namun sudah mendapatkan petisi via situs change.org.

Dua Garis Biru dibintangi Zara JKT48 dan Angga Yunanda. Petisi bertajuk “Jangan Loloskan Film yang Menjerumuskan! Cegah Dua Garis Biru di Luar Nikah!” ini mengudara di laman change.org sejak April 2019.

 

 

2 dari 3 halaman

Petisi Ditarik

Rabu (1/5/2019), petisi telah ditarik. “Mohon maaf atas ketidaknyamanan akibat kesalahpahaman terhadap petisi kami. Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan akibat petisi kami yang disalahartikan, kami memutuskan untuk menghapus petisi. Mari menjunjung tinggi etika dalam bermedia sosial,” demikian keterangan yang tercantum di laman petisi.

Liputan6.com mengonfirmasi ini kepada produser film Dua Garis Biru, Chand Parwez Servia. Produser Starvision Plus ini enggan berkomentar banyak. Namun Chand Parwez memastikan komitmennya untuk memproduksi film Indonesia berkonten positif.

 

3 dari 3 halaman

Materi Positif

“Materi film saya positif. Dibintangi dua pemain muda berbakat yakni Angga Yunanda dan Zara JKT48. Ini kali pertama Angga dan Zara bertemu dalam film. Sebelumnya, Angga dua kali bekerja sama dengan kami,” terang Chand Parwez.

Sebelum tampil di Dua Garis Biru, Angga telah mencetak box office lewat Sajen yang menyerap 700 ribuan penonton dan film Tabu

“Dari awal saya mempersiapkan dua karakter utama di film ini untuk Angga dan Zara. Mereka terpilih karena bakat yang besar dan dedikasi terhadap pekerjaan,” Parwez menyambung seraya menambahkan, “Dua Garis Biru sempat kami daftarkan ke Festival Film Internasional Cannes untuk sesi Director fot Night.”

(Wayan Diananto)