Liputan6.com, Jakarta - Menyambut bulan suci Ramadan 1440 H, seniman Ageng Kiwi menghadiri acara Santunan Anak Yatim dan Manusia Lanjut Usia. Selama ini, ia memang memiliki berbagai kantong komunitas seperti Komunitas Amal Sedekah Ikhlas Hati (KASIH), Rumah Singgah Bunda Lenny, Sanggar Humaniora, dan AK Production.
Di acara Santunan Anak Yatim dan Manusia Lanjut Usia ini, Ageng Kiwi menyantuni sekitar 100 orang lanjut usia dan anak yatim. Mereka adalah warga Desa Jeruk Legi dan sekitarnya. Kegiatan sosial seperti ini sudah dilakukan Ageng sejak 2012.
Advertisement
Baca Juga
“Hal ini memberi keseimbangan emosi dan ketenangan pikiran,” kata Ageng Kiwi kepada wartawan, pada acara tersebut yang digelar di Desa Jeruk Legi, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (3/5/2019).
“Sudah menjadi komitmen pribadi. Saya akan terus menyelenggarakan kegiatan sosial kemasyarakatan; seperti memberi bantuan bagi warga miskin, anak yatim, pendidikan keterampilan dan kewirausahaan, pendidikan kebangsaan, dan ajang kreasi lainnya,” ujar pencipta lagu "Badut-Badut Kota" ini.
Terjun di Politik
Menjelang bulan suci Ramadan tahun ini, Ageng juga menggelar acara sosial serupa di tempat lain. Antara lain di Jakarta, Karawang, Bekasi, dan sekitarnya.
“Kami dari KASIH rutin menyelenggarakan acara santunan anak yatim dan para jompo setiap menjelang bulan suci Ramadan. Tujuannya selain berbagi, kami ingin bersilaturahmi dan meminta maaf agar kita kembali suci sebelum menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan,” terang Ageng.
Pada kesempatan ini, Ageng Kiwi juga membahas seputar politik dan demokrasi. Ia memang tengah terjun di dunia politik dengan bergabung ke salah satu partai. Usai Pileg dan Pilpres 2019, banyak pihak yang menanyakan tentang hasil pemilihan atas pencalonannya sebagai Caleg DPR-RI Dapil 8 Cilacap, Banyumas itu.
“Kita tunggu hasilnya melalui keputusan resmi dari KPU. Apapun hasilnya saya akan menerima dengan lapang dada dan bersyukur. Rencana Allah SWT jauh lebih dahsyat ketimbang rencana manusia,” kata seniman serba bisa bernama asli Ageng Wahono Kiwi ini.
Advertisement
Pelajaran Berharga
Setelah melewati masa Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang melelahkan, Ageng ingin kembali pada rutinitasnya sebagai seniman. Menurut Ageng, menjadi anggota dewan itu bukan pekerjaan, melainkan pengabdian.
“Jauh dari keinginan untuk berkuasa. Apalagi hanya ingin memanfaatkan fasilitas Negara,” ujar seniman yang pernah menjabat Ketua LKK (Lembaga Kebudayaan dan Kesenian) KOSGORO ini.
Ageng mengaku sepanjang pelaksanaan kampanye hingga Pileg dan Pilpres 2019, banyak mendapat pelajaran berharga, khususnya terkait ilmu kemasyarakatan dan dunia politik praktis. Ageng banyak melakukan komunikasi politik, baik ke elit politik, birokrat, pejabat Pemeritahan Pusat dan Daerah, serta masyarakat luas, khususnya kalangan grassroots (masyarakat akar rumput).