Sukses

Drama Reality SCTV Andai Ku Tahu Episode Ke-8 Rabu 8 Mei 2019: Mengejar AmpunanMu

Andai Ku Tahu ditayangkan mulai pukul 12.30 WIB.

Liputan6.com, Jakarta Andai Ku Tahu adalah drama reality yang tayang setiap Senin-Jumat. Episode Rabu siang ini tentang Rahma yang bertanya pada ustazah yang mengajar mengaji, suaminya yang memiliki ilmu hitam, meninggal dikeroyok warga. Apakah dosa suaminya akan diampuni oleh Allah? Ustazah bertanya, memang apa pekerjaan suami ibu? Rahma jawab, dia penjahat atau rampok yang sakti karena ilmu hitam. 

Dikisahkan dalam Andai Ku Tahu, Sangga sedang melakukan aksinya merampok sebuah rumah, penghuni rumah dalam keadaan diikat dan disumpal mulutnya. Sangga lalu menggasak semua isi rumah dan segera pergi. Sangga beraksi dengan temannya bernama Paul (25 tahun), mereka senang sekali bisa merampok banyak uang. Belum puas, mereka kembali mengincar rumah.

Di depan rumah orang kaya ada satpamnya, Sangga lalu membakar menyan dan asapnya ditiup mendadak satpam jadi ketiduran. Paul puji Sangga, ilmu sirepnya dahsyat banget. Saat masuk ke dalam rumah pun dan kamar pemilik, pemiliknya tertidur. Sangga dan Paul bebas menggasak semua harta benda. Namun saat akan keluar, mendadak Sangga dikagetkan sama bunyi sirene, sebab satpam terbangun dari sirep Sangga. Sangga maki-maki, ilmunya masih kurang greng. Mereka kabur. Satpam mengejar bersama dengan beberapa warga.

Di jalan, Sangga segera keluarkan jimatnya dan mereka sembunyi di bawah pohon. Meskipun warga dan satpam melewati Sangga sangat dekat sekali, tapi satpam dan warga gak melihat. Sangga dan Paul pergi. Sangga dan Paul menghitung hasil curiannya sambil tertawa, ilmu sirep, ilmu panglimunan milik Sangga sudah memuluskan semua usaha mereka. Tapi Sangga bilang, dia masih belum puas dengan ilmunya, dia mau nimba lagi, biar lebih sakti. Sangga bagi dua uang hasil curiannya.

Dan, Andai Ku Tahu selanjutnya.....

2 dari 4 halaman

Sangga Geram

Rahma (23 tahun), istri Sangga menyambut Sangga pulang malam. Rahma tanya Sangga lembur, Sangga bilang iya. Rahma lalu dikasih uang, Sangga bilang hasil gajian. Rahma tanya uang dari mana, Sangga malah marah, “…udah sih perempuan tuh diam saja!” Rahma hanya bisa tarik nafas panjang.

Sangga tidur, dan di dalam tidurnya, dia terlihat sedang ditindih dengan batu besar di neraka. Sangga teriak, dia memanggil semua ilmu kesaktiannya, namun tetap nggak kuat, Sangga terkulai lemah ditindih batu besar hitam. Nafasnya terengah, dan dia terbangun dalam keadaan tengkurap, diduduki sama anaknya yang masih balita bernama Revi. Revi tertawa-tawa menduduki tubuh Sangga.

Pagi itu. Sebuah selebaran ditempel sama warga, selebaran mengenai agar warga meningkatkan keamanan, sebab mulai rawan perampokan dan pencurian. Sangga yang melihat hanya senyum sinis. Sangga makan di warung, dia mendengar warga membicarakan perampokan semalam yang pakai ajian sirep dan panglimunan. Malingnya hebat. Pemilik warung sok tahu, pemilik warung bilang, makanya tanam bambu kuning kayak saya, tuh… gak bakal kerampokan. Sangga geram.

3 dari 4 halaman

Kembali Beraksi

Sangga cerita sama Paul, kalau warga sudah mulai tahu kelemahan ilmu sirep, mereka ramai-ramai tanam bambu kuning sebagai penangkal. Sangga harus tingkatkan ilmunya. Sangga menemui gurunya dan menanyakan soal ilmu apalagai yang bisa dipelajari biar bisa jadi maling mumpuni. Guru spiritual Sangga menyerahkan sebuah benda berbentuk batu kecil hitam. Gurunya bilang, dengan benda itu, ilmu panglimunan Sangga makin kuat. Sangga sangat berterima kasih pada gurunya dan janji akan membawakan nahar yang lebih banyak lagi nanti. Sangga dan Paul janjian akan beroperasi lagi nanti malam. Sangga pulang ke rumah disambut istrinya. Sangga membuka jaketnya dan meminta sang isti menggantung jaketnya dipaku.

Sangga dan Paul kembali beraksi. Mereka sudah yakin dengan batu sakti pemberian Sang Guru. Sangga memakai jaket yang tadi siang. Ketika Sangga dan Paul melompati pagar itu buat merampok, Warga yang sedang ronda memergoki mereka. Sangga dan Paul terkejut. Sangga mau ambil batu kecil hitam itu namun ternyata tidak ada dalam saku jaketnya. Warga mau menangkap mereka, tapi Sangga dan Paul lari.

Setelah melalui proses pengejaran, Sangga dan Paul ketangkap dan dikeroyok. Warga yang geram, kalap mengeroyok Sangga dan Paul. Ketika Sangga dan Paul sedang dikeroyok, mundur ke kejadian siang tadi, di mana Rahma mau menggantung jaket suaminya. Sebelumnya dia memeriksa dulu isi dari jaket itu. Dia menemukan batu kecil hitam kecil. Dia bertanya-tanya batu apa itu, lalu menyimpannya di meja. Kembali ke kejadian sekarang: Setelah warga tersadar, Sangga dan Paul sudah nggak bernyawa.

Langsung ke Rahma yang seakan gak percaya ketika warga mengabari, kalau suaminya rampok dan sekarang sudah meninggal karena dikeroyok warga. Rahma sambil menggendong anaknya yang masih balita, menangisi Sangga. Dia juga nggak menyangka suaminya adalah seorang rampok.

4 dari 4 halaman

Akan Taubat

Setelah Sangga dikafani, nggak ada satupun tetangga yang mau takjiah, Rahma sangat sedih. Sampai akhirnya pengurus masjid memutuskan buat menguburkan Sangga sekarang juga. Sangga terbangun masih memakai kain kafan. Dia merasa terkejut, panik setengah mati. Dia berada di mana, apakah dia sudah mati? Tiba-tiba terdengar suara teriakan dan pekikan orang yang kesakitan. Sangga bangun dan mencari. Orang-orang disiksa dengan kejam, tapi tidak ada yang menolong. Sangga melotot nggak percaya.

Sangga terus jalan dan bertanya, di mana dia ini? Salah seorang algojo yang sedang mencambuk seseorang menjawab, Sangga ada di neraka. Sangga kaget. Di neraka? Algojo bilang, ya… pencuri, pengambil hak orang lain dengan paksa akan disiksa di sini. Algojo memotong tangan orang itu. Sangga bergiding.. dia terus berjalan. Orang menjerit kesakitan…

Sangga yang berjalan di neraka ketemu sama orang yang sedang makan daging busuk, semua serba busuk. Sangga keheranan, kenapa orang ini doyan makan makanan busuk? Padahal di dekatnya ada daging bagus? Algojo jawab, itu orang semasa hidup suka berzina. Punya istri, yang halal, tapi pilih berzina dengan wanita yang nggak halal. Sangga merinding.

Rahma mendoakan almarhum suaminya, berharap Allah mengampuni semua dosa-dosanya. Sementara Sangga gemetar badannya melihat siksa di dalam neraka yang gak ada habisnya. Habis tangan pencuri dipotong, tumbuh lagi… dipotong lagi… tumbuh lagi. Sangga nangis, bukankah dirinya pencuri? Kenapa nggak dihukum? Algojo jawab, sebab kamu belum mati! Sangga kaget.

Sangga membuka matanya, sudah berada di rumah. Ternyata dia mengalami mati suri. Dia melihat ke Rahma dan anaknya. Rahma sangat senang, suaminya sudah tersadar. Sangga lemas dan kemudian menangis. Dia bertaubat dalam hati dan berjanji gak akan merampok lagi. Dia akan buang semua ilmunya. Dia akan taubat.