Liputan6.com, Jakarta - Abimana Aryasatya sedang bungah. Film terbarunya, Gundala, akan dirilis Agustus mendatang. Film karya sutradara Joko Anwar ini tengah memasuki tahap post-production dengan kemajuan mencapai 70 persen.
Abimana Aryasatya optimistis Gundala akan disambut hangat dan membuka jalan bagi tokoh-tokoh komik lain seperti Godam dan Sri Asih menuju layar lebar. Di sisi lain, Abimana Aryasatya menyebut Gundala sebagai upayanya keluar dari zona nyaman.
“Anda tahu saya selalu berupaya agar tidak terjebak di zona nyaman. Saat film 99 Cahaya Di Langit Eropa merangkul sejuta penonton lebih saya beranjak ke proyek Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss part 1 dan part 2,” ungkap Abimana Aryasatya dalam wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com di Jakarta, Selasa (7/5/2019) kemarin.
Advertisement
"Kemudian saya pindah ke belakang layar mengerjakan film Sebelum Iblis Menjemput. Setelah itu terlibat di proyek Gundala. Menyenangkan mendapat tantangan baru," imbuhnya.
Baca Juga
Abimana Aryasatya berkeyakinan hidup layaknya judi, penuh pertaruhan. Saat ada tantangan baru, Abimana Aryasatya tak mau menghindar atau mencari jalan pintas. Ia berani mengambil risiko dan menikmati proses.
Hasil akhir, urusan nanti. Untuk Gundala, Abimana Aryasatya tak main-main. Ia berkolaborasi dengan Tara Basro dan aktor Malaysia, Bront Palarae. Syuting Gundala selama 52 hari di Jakarta dan sekitarnya. Kali pertama syuting Gundala, Abimana Aryasatya mengaku ketakutan.
Takut dan Khawatir
“Takut bercampur khawatir, jangan-jangan saya gagal mengirim emosi dan cerita kepada penonton. Untungnya, Joko Anwar sutradara yang terampil membuat para pemain merasa nyaman di lokasi syuting. Treatment yang diterapkan Joko Anwar mengubah kekhawatiran menjadi keinginan untuk bersenang-senang di lokasi syuting,” Abimana Aryasatya menerangkan.
Advertisement
Pintu Baru
Ia percaya, jika mengerjakan sesuatu dengan senang hati, hasilnya akan lebih maksimal ketimbang bekerja di bawah tekanan dan kekhawatiran. Lagipula yang merasa takut dan khawatir di awal syuting bukan hanya Abimana Aryasatya.
“Saya percaya pemain lain dan kru juga merasakannya. Minimal deg-degan mengingat genre aksi berbasis cerita komik belum banyak di Indonesia. Gundala bagaikan pintu baru. Semoga banyak orang tertarik untuk membuka dan masuk,” harap Abimana Aryasatya. (Wayan Diananto)