Liputan6.com, Jakarta Ernest Prakasa dijadwalkan merilis dua film sepanjang tahun ini, yakni Ghost Writer dan Imperfect. Dalam Ghost Writer yang tayang di bioskop mulai 4 Juni, Ernest Prakasa menjadi aktor sekaligus produser.
Di Imperfect, ia menulis skenario, menyutradarai, sekaligus ikut tampil. Imperfect yang akan dirilis akhir tahun ini, diangkat dari buku laris berjudul sama karya istri Ernest Prakasa, Meira Anastasia. Skenarionya telah selesai digodok.
Advertisement
Baca Juga
Beredar kabar, Imperfect akan dibintangi Tara Basro. Indikasinya, beberapa bulan lalu Ernest Prakasa dan Meira Anastasia bertemu dengan Tara Basro di sebuah kafe. Pertemuan yang membahas sebuah proyek itu sempat diabadikan di medsos.
“Konfigurasi pemain belum bisa saya umumkan. Soal pertemuan dengan Tara Basro beberapa waktu lalu itu sekadar silaturahmi,” kata Ernest Prakasa dalam wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com pekan ini.
Film Akhir Tahun
Ernest Prakasa selalu merilis film baru pada akhir tahun. Tradisi ini dimulai pada 2015 lewat Ngenest yang ditonton 786 ribu orang. Desember 2016, ia mencetak box office lagi lewat Cek Toko Sebelah yang merangkul 2,6 juta penonton. Setahun kemudian, Susah Sinyal kembali membawa 2 juta penonton lebih ke bioskop.
Akhir tahun lalu, lewat Milly & Mamet, Ernest Prakasa menjaring 1,5 juta penonton. Di bioskop, Milly & Mamet berperang melawan Bumblebee dan Aquaman.
Advertisement
Optimistis
“Tahun ini kabarnya Imperfect akan menghadapi Jumanji 2. Saya tidak tahu apakah film Ainun jadi tayang Desember 2019. Kabar lainnya, Raditya Dika juga menyiapkan film horor Desember nanti. Jika benar, sejarah akan terulang. Pada 2016, Cek Toko Sebelah juga berhadapan dengan filmnya Raditya Dika, Hangout. Saya optimistis,” tutur Ernest Prakasa.
Sejauh ini, Imperfect telah menentukan seorang pemain utama dan tiga pemeran pendukung. Syuting akan dimulai Juli 2019.
“Pemeran utama film ini akan ditantang untuk melakukan perubahan fisik. Ia harus terkoneksi dengan tema utama film. Saya akan menyutradarai sementara Meira jadi co-director,” pungkas Ernest Prakasa.
(Wayan Diananto)