Sukses

Doremi and You: Tentang Hati, Empati dan Bunga Toleransi di Kebun Pertiwi

Tak hanya naskah asli yang sederhana dan menyejukkan, Doremi and You dibekali lagu soundtrack dengan lirik berpetuah.

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda menonton film anak-anak buatan dalam negeri dan pulang dengan hati hangat? Jika jawabannya hampir tak pernah, Doremi and You (ditulis Doremi & You) bisa jadi akan mengobati rindu Anda dengan film anak Indonesia yang berkualitas.

Tak hanya naskah asli yang sederhana dan menyejukkan, Doremi and You dibekali lagu soundtrack dengan lirik berpetuah. Hampir semua karakter di Doremi and You tampil dengan takaran pas, dramatisasinya pun tidak lebai.

Doremi and You menampilkan empat sekawan, yakni Putri (Naura), Imung (Fatih), Anissa (Nashwa), dan Markus (Toran). Keempatnya siswa SMP Bhinneka Jaya. Kehidupan mereka baik-baik saja sampai suatu hari, Putri mengajak teman-temannya melakukan swafoto dengan latar sawah menggunakan ponsel anyar Imung.

Agar hasil jepretan ciamik, ponsel Imung ditaruh di sedel sepeda. Lalu sepeda itu diparkir di tepi sungai. Apes, sepeda itu ambruk. Putri dan kawan-kawan berupaya menyelamatkan ponsel Imung.

Celakanya, tas Markus terbuka. Isi tas termasuk uang sejuta rupiah hasil iuran jaket kelompok paduan suara hanyut terbawa arus sungai. Putri dan teman-teman memutar otak untuk mencari uang pengganti iuran jaket.

Tercetus ide mengikuti ajang pencarian bakat Doremi and You yang berhadiah Rp 10 juta. Putri lantas melobi kakak kelasnya, Reno (Devano), agar mau mengajarinya aransemen musik dan pembagian suara. Putri tak menyadari, Reno punya rencana lain di balik semua ini.

2 dari 4 halaman

Tanpa Ekspektasi

Kami menonton Doremi and You tanpa ekspektasi apa pun. Bahkan, tanpa mencari informasi terkait sinopsis, pemain, dan kru di balik film ini. Menonton tanpa informasi dan ekspektasi macam-macam ternyata asyik juga. Kami kaget ternyata ini film musikal.

Dibuka dengan lagu “Hari Ini Indah” yang energik, cerita bergulir dengan topik sederhana tentang mencari cara memenangkan lomba. Sebuah topik klise lantaran sudah banyak film dalam dan luar negeri bertema serupa.

Yang menarik, semangat keragaman yang sejak awal diusung BW Purbanegara dan Jujur Prananto. Semangat ini tergambar jelas pada latar belakang (suku) para tokoh utama hingga warna sepeda yang mereka pakai untuk beraktivitas.

Suntikan isu keragaman ditata rapi. Anissa yang dari Sumatera Utara misalnya, diceritakan tinggal di Yogyakarta bersama pamannya. Ia bisa sekolah di Jawa karena mendapat beasiswa yayasan. Sementara Markus, ikut ayahnya mengadu nasib sebagai pengusaha badut pertunjukan.

 

3 dari 4 halaman

Tak Mudah Ditebak

Sampai di sini, kita tahu siapa penyangga pilar drama sebenarnya: Markus. Kita pun tahu mengapa Reno harus hadir. Kisah anak SMP menjadi kurang gereget tanpa romantika cinta malu-malu kucing. Reno dikenal cool dan jutek, sepintas mengingatkan kami pada Rangga yang legendaris itu.

Bedanya, ia punya minat tinggi di musik dan berasal dari keluarga bahagia. Dua tokoh lain di film ini tak lantas jadi pemanis. Anissa menguatkan unsur drama sementara Imung pencair suasana.

Akhir film ini harus bahagia. Jika karakter utama menang mudah, maka Doremi and You menjadi kurang istimewa. Jujur-Purbanegara di departemen naskah punya cara lain mendatangkan akhir yang melegakan namun tak mudah ditebak.

Keduanya hendak mengajak anak-anak siap menang tapi juga siap kalah. Siap menerima keadaan, siap pula mengakui kesalahan diri sendiri. Lagi-lagi ini sangat relevan dengan kondisi Indonesia di tahun politik.

4 dari 4 halaman

Pencapaian Tertinggi

Titik unggul lain film ini terletak pada lagu temanya. Libretto bertajuk “Kak Reno” dibawakan Naura, Nashwa, Toran, dan Fatih dengan sangat intens sekaligus luwes. Mendefinisikan obrolan dalam tangga nada yang enak didengar.

“Harmoni” yang dibawakan duet Devano-Naura digambarkan lewat adegan yang sederhana, tapi manis. Dimulai dengan perdebatan geng diaduk dan geng dipisah saat makan bubur, diakhiri dengan nyanyian berikut koreografi yang menggambarkan kata harmoni itu sendiri.

Namun bagi kami, pencapaian tertinggi departemen soundtrack terletak pada lagu “Melihat dengan Hati.” Duh Gusti, liriknya dalam, mampu menggarisbawahi adegan sekaligus menyimpulkan seluruh konten film ini.

Manusia diberi anugerah indah bernama hati. Dengan itulah kita bisa berempati dengan kondisi hidup dan perbedaan pola pikir orang lain. Lagu ini menjelma menjadi jembatan penghubung berbagai problem maupun karakter di Doremi and You. Ia pula yang menjadi perekat tema keragaman yang diusung sejak awal.

Tanpa hati dan empati, kembang toleransi tak bisa mekar di kebun pertiwi. Dijahit rapi, didasari ide sederhana, dilapisi lagu berikut sinematografi yang indah. Doremi and You menjadi sajian ringan dengan pesan yang sangat dibutuhkan masyarakat kita saat ini. (Wayan Diananto)