Liputan6.com, Jakarta - Film Dua Garis Biru akan dirilis di jaringan bioskop pada 11 Juli 2018. Dua Garis Biru dibintangi Zara JKT48 dan Angga Yunanda. Selain keduanya, karya perdana Gina S. Noer ini diperkuat barisan aktor andal di antaranya Dwi Sasono, Arswendi, Cut Mini, dan Lulu Tobing.
Saat diperkenalkan dalam sesi gala premier, Kamis (27/6/2019), Dua Garis Biru panen pujian. Kali pertama menjadi sutradara merangkap penulis naskah, Gina S. Noer dinilai sukses mengarahkan akting para pemain.
Advertisement
Baca Juga
Dua Garis Biru mengisahkan sepasang remaja yakni Dara (Zara JKT48) dan Bima (Angga) yang pacaran sejak SMA. Suatu ketika keduanya berhubungan intim. Dara hamil.
Dokter memberi tahu, Dara mengandung bayi laki-laki dan memiliki sejumlah risiko medis mengingat tubuhnya belum siap menghidupi dua nyawa. Ayah (Dwi) dan Ibu Dara (Lulu) syok. Apalagi pihak sekolah berniat mengeluarkan Dara. Berikut 5 fakta menarik seputar film Dua Garis Biru untuk Anda.
Ganti Nama
Di draf pertama skenario Dua Garis Biru, tokoh utamanya bukan Dara dan Bima melainkan Keke dan Aran. “Cerita ini sudah saya pikirkan selama 8 tahun tapi draf pertama saya kerjakan hanya 2 hari. Nama diganti agar ada makna filosofi. Bima dalam dunia pewayangan punya fisik kuat tapi lembut hati. Dara terinspirasi dari lagu dara muda daranya para remaja ha-ha-ha!” seloroh Gina kepada Showbiz Liputan6.com.
Dada Dwi Sasono Sesak
Dada Dwi Sasono sesak saat membaca naskah Dua Garis Biru. Dwi Sasono seketika teringat anak perempuannya, Widuri. Saat melihat Zara JKT48, Dwi Sasono seperti melihat Widuri. “Itu sebabnya saat syuting di UKS sekolah, tangis saya pecah. Saat itu pengin rasanya memukuli Angga Yunanda. Saya sudah menganggap Zara seperti anak sendiri,” ujar Dwi Sasono yang ditemui di Jakarta Selatan.
Zara JKT48 Pesimis
Peran Dara didapat Zara JKT48 di tengah rasa tidak percaya diri. Saat membaca sinopsis, Zara JKT48 berpikir tidak mungkin memerankan Dara karena badannya terlalu kecil. “Saya pesimis duluan, sempat berpikir paling saya jadi Putri alias Puput, adiknya Dara. Saya dikasting sampai 3 kali lalu diterima,” ungkap Zara.
Advertisement
Spesialis Sutradara Debutan
Produser film Dua Garis Biru, Chand Parwez Servia, dikenal piawai mengorbitkan sutradara baru. Parwez orang pertama yang meyakini Raditya Dika dan Ernest Prakasa bisa jadi sutradara film. Ia pula yang memilih Bene Dion Rajagukguk sebagai penulis sekaligus sutradara film Ghost Writer. Kini, ia memercayai Gina S. Noer.
Disebut memiliki naluri kuat, Parwez menjelaskan, “Saya tahu kenapa harus melakukan itu. Banyak skrip yang saya pegang lalu tidak saya bikin. Kalau ada peraaan yang kuat terhadap skrip, saya akan kejar dan membahasnya sampai tuntas. Kalau kali pertama bertemu orang langsung klik, merasakan marwahnya, maka orang itu akan saya pilih jadi penulis sekaligus sutradara. Bukan saya yang pintar, tapi ada energi positif datang ke saya.”
Diteror di Lorong Pesawat
Butuh waktu 8 tahun untuk menyiapkan cerita Dua Garis Biru. Gina S. Noer berkali-kali diteror produser terkait perkembangan naskahnya. “Saat di gala premier, di lorong pesawat Garuda, sampai pulang dari FFI pun ditanya. Pak Parwez bertanya, ‘Assalamualaikum Gina, apa kabar Dua Garis Biru? Harus dibikin ya karena ceritanya penting.’ Saya jawab, ‘Belum selesai, Pak.’ Dari pertanyaan bernada ramah sampai terdengar datar. Saat itulah saya sadar, kayaknya Bapak mulai enggak sabar,” kenang Gina. (Wayan Diananto)