Liputan6.com, Jakarta - Lama tak muncul, Prastiwi Dwiarti alias Tiwi eks T2 baru-baru ini kembali tampil di muka publik. Tiwi eks T2 kini menjadi CEO perusahaan parfum dengan merek Parfum Gue.
Kepada Showbiz Liputan6.com, Tiwi eks T2 bercerita, semula ia didapuk sebagai duta atau brand ambassador pada 2016. Tugasnya mewakili produk sekaligus berpromosi. Setelah itu ia dipinang menjadi CEO.
Kala itu Tiwi eks T2 tak langsung bersedia mengingat ia hanya punya pengalaman berbisnis dalam ruang lingkup kecil. “Saat masih berumah tangga saya sempat berbisnis makanan Jepang yakitori. Produknya dipasarkan di lingkungan tetangga dan sahabat. Omzetnya tak sebesar sekarang. Saat ditawari menjadi CEO, saya butuh waktu untuk berpikir karena tidak ingin cuma menumpang jabatan,” ungkap Tiwi eks T2 di Jakarta.
Advertisement
Tiwi eks T2 menyambung, “Ini pengalaman pertama menjadi CEO. Saya banyak belajar. Ini bisnis dengan target tinggi, enggak bisa main-main. Target saya menjual 10 ribu botol parfum per bulan.”
Baca Juga
Target 60 Ribu Botol Parfum
Dengan target 10 ribu botol per bulan, Tiwi eks T2 berharap bisa menjual 60 ribu botol pada semester kedua tahun ini. Para pewarta lantas menguji pengetahuan Tiwi eks T2 seputar produk yang dijualnya.
Ibu satu anak ini tersenyum seraya menjelaskan, Parfum Gue adalah parfum karakter yang dirancang berdasarkan riset biodata pemakai yang meliputi golongan darah, jenis kelamin, dan sifat. Data diri konsumen kemudian dijabarkan ke dalam wangi yang tepat lewat konfigurasi bahan baku hingga detail persentase.
Advertisement
Teknik Bakar Uang
“Hasil akhirnya berupa parfum cair yang jika disemprotkan ke badan, 10 sampai 15 menit kemudian muncul wangi yang mencerminkan karakter pemakai,” papar Tiwi eks T2, panjang.
Tiwi eks T2 menambahkan, “Saya harap bisnis ini dapat dijadikan pegangan di hari tua. Makanya saya harus paham teknik bakar uang untuk promosi, pemasaran yang tepat, dan inovasi produk. Saya berbisnis karena tidak selamanya saya cantik dan suara saya stabil. Dunia seni, kan terus beregenerasi. Itu tak terhindarkan.” (Wayan Diananto)