Sukses

Dua Kali Keguguran, Begini Cara Chua Kotak Bangkit dari Keterpurukan

Swasti Sabdastantri alias Chua Kotak disebut memiliki rumah tangga sempurna.

Liputan6.com, Jakarta - Swasti Sabdastantri alias Chua Kotak disebut memiliki rumah tangga sempurna. Dari pernikahannya dengan Firmansyah Mahidin Putra, pada 7 September 2014, Chua Kotak dikaruniai dua momongan.

Anak sulung Chua Kotak, dinamai Raja Sabdasakha Putra. Anak kedua Chua Kotak, perempuan, dinamai Shakila Sabdasakhi Putri Firmansyah.

Chua Kotak menyebut upaya untuk mendapat momongan melalui proses panjang dan penuh drama. Sebelum Raja lahir, Chua Kotak dua kali keguguran. Mentalnya sempat drop. 

“Yang pertama karena kecapaian kemudian muncul flek akhirnya keguguran di usia kandungan 3 bulan. Kali pertama keguguran syok banget. Kala itu habis tampil di acara televisi, belanja bulanan, dan pulang naik mobil menyetir sendiri,” cerita Chua Kotak dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com di Jakarta, Rabu (10/7/2019).

 

 

 

2 dari 3 halaman

Kerap Menangis

Dokter lantas menyarankannya menempuh kuretase. Saat dikuretase perasaan Chua Kotak campur aduk. Setelah dikuretase dokter memperlihatkan janin Chua Kotak yang bentuknya masih berupa gumpalan. 

Melihat itu, Chua Kotak diliputi rasa bersalah. Saking merasa bersalah, ia kerap menangis saat berada di rumah sakit untuk mengontrol kondisi fisik pasca kuretase.

“Di rumah sakit, melihat ibu hamil, saya menangis. Pernah juga melihat ibu bercengkerama dengan anaknya di rumah sakit, saya mewek lagi,” sambung Chua Kotak.

 

3 dari 3 halaman

Dukungan Tantri dan Cella

Beruntung, keluarga dan sahabat tak membiarkan musikus kelahiran 3 April 1988 ini larut dalam kesedihan. Mereka menyemangati Chua Kotak lewat hal-hal sederhana. 

“Dukungan suami, keluarga, dan sahabat sangat penting. Suami saya berkali-kali mengingatkan dan menenangkan. Dia bilang, ‘Sudah enggak apa-apa, enggak usah dipikirkan,’” kenang Chua Kotak.

Dua personel Kotak lainnya, Tantri dan Cella pun memberi waktu Chua untuk berkomunikasi dengan diri sendiri. “Anak-anak Kotak memahami kondisi kejiwaan saya yang sering pengin menyendiri di kamar. Momen-momen ini menyadarkan saya bahwa saya tidak sendiri. Ada banyak alasan untuk bersemangat dan mencoba lagi,” pungkas Chua Kotak. (Wayan Diananto)