Sukses

Band Gho$$ Konsisten Pakai Gaya Monokrom di Video Klip

Band Gho$$ bersiap mengeluarkan single terbaru mereka.

Liputan6.com, Jakarta Grup musik triphop GHO$$ kembali merilis sebuah video klip dari single hit mereka berjudul “Carele$$” yang menampilkan nuansa serba hitam dan putih alias monokrom. Sejak awal terbentuk pada 2014 hingga kemudian menjadi juara kompetisi band Supermusic Rockin Battle di tahun 2017, GHO$$ konsisten dalam pakem warna-warna monokrom dan cenderung dark yang selama ini menjadi identitas mereka. 

Untuk mewujudkan nuansa serba hitam dan misterius di video klip Carele$$, band yang beranggotakan Diegoshefa (vokal), Fadhi Perdana (gitar), Diego Aditya (gitar), dan Dhemo Ap (bas), bahkan sampai menjelajah Sawarna, Banten dan Sumba, Nusa Tenggara Timur untuk proses syutingnya.

Diegoshefa mengatakan visual monokrom memang menjadi benang merah GHO$$ dalam konsep fashion, stage art, hingga sinematografi video klip.

"Konsep video klipnya sih enggak berbeda jauh sama pakem-pakem yang kami anut dan menjadi ‘manual book’ GHO$$. Di mana mood-nya harus dark, gloomy, mysterious, black and white, dan artsy. Jadi melankolik cuma enggak menye-menye,” urai pria yang biasa dipanggil Diego ini.

Selain menjadi ciri khas, Diego percaya warna-warna monokrom dapat mewakili jiwa dan esensi dari musik mereka yang kelam namun tetap punya unsur pop. Triphop adalah genre yang mencampurkan unsur hip hop dan jazz dengan rock atau dream pop. Bagi Diego, musik triphop yang mereka usung, tidak bisa divisualisasikan dengan sembarangan.

Dalam proses kreatif dan produksi video klip ini, GHO$$ pun tak mau main-main. Syuting  di alam terbuka yaitu di Sawarna dan Sumba yang penuh tantangan mereka lakoni dengan serius. "Karena bagi gue, video klip itu sangat critical untuk merepresentasikan dan mendeskripsikan musik yang kita usung secara visual," ujar Diego.

 

2 dari 3 halaman

Proses Syuting

Sebelumnya, GHO$$ juga pernah mengambil tema monokrom pada video klip single ‘N’. Namun bagi frontman GHO$$ ini, proses syuting klip ‘Care.le$$’ memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, baik itu dari segi medan maupun penghayatan. 

"Di Sawarna ada satu scene gue harus take gambar di atas tebing yang dikelilingi ombak. Kalau salah melangkah sedikit aja itu gue bisa jatuh dan hilang. Terus juga harus syuting underwater berjam-jam. Sebelum selesai aja gue sudah nelan air banyak banget sampai hampir pingsan. Tapi beruntungnya semua bisa selesai dengan lancar,” ungkapnya.

Dalam cuplikan videonya, Carele$$ mampu memperlihatkan sebuah lanskap dari perspektif yang sangat berbeda. Bentang alam pantai dan tebing terjal di Sawarna dan Sumba divisualisasikan secara monokrom sehingga terlihat muram dan sepi. Diegoshefa yang menjadi sosok sentral terlihat depresi sepanjang alur cerita yang mengalir lambat. Semua menjadi satu kesatuan sinematografi yang punya konsep dan karakter kuat serta dieksekusi dengan apik.

  

3 dari 3 halaman

Pengalaman Pribadi

Diego mengatakan, lagu ‘Care.le$$’ merupakan pengalaman pribadi saat ia mengalami major depression. Sebuah fase yang menurutnya menjadi periode terburuk dalam hidupnya. "Kalau dilihat di video itu, terlihat bahwa depresi itu bisa datang setiap kali kita menutup mata dan ketika pikiran itu ada. Alur yang berpindah-pindah itu jadi representasi buat pikiran buruk itu sendiri," ujar Diego. 

Video klip Carele$$ dirilis ekslusif di akun Youtube Supermusic yang bisa dilihat di sini. Dengan penggarapan video klip yang maksimal hingga hampir sebulan lamanya, ia berharap karya mereka ini mendapat respon positif dari para fans dan penikmat musik Indonesia.

"Kita enggak pernah berharap lebih sih selain orang-orang suka, itu aja,” tandasnya.