Liputan6.com, Jakarta - Bersamaan dengan peluncuran trailer film Gundala, rumah produksi Screenplay Films, Legacy Pictures, dan Bumi Langit komik memperkenalkan jagat sinema Bumi Langit. Joko Anwar menyebut, film Gundala yang akan rilis 29 Agustus 2019 menjadi pembuka jagat sinema.
Lebih lanjut Joko Anwar menjelaskan jagat sinema Bumi Langit dimulai sejak letusan Toba yang terjadi sekitar 75 ribu tahun sebelum masehi. Berpijak pada kurun waktu itu, jagat sinema Bumi Langit terbagi empat era yaitu Legenda, Jawara, Patriot, dan Revolusi.
Advertisement
Baca Juga
“Era Jawara adalah era para pendekar yang hidup di masa kerajaan Nusantara. Jagat Jawara memiliki sekitar 500 karakter dengan 50 judul komik yang telah terbit misalnya Si Buta Dari Gua Hantu,” urai Joko Anwar kepada Showbiz Liputan6.comdi Jakarta, baru-baru ini.
Gundala sendiri mewakili era Patriot, yakni era masa kini Indonesia. Posisi Gundala dalam jagat sinema Bumi Langit penting.
“Selain jadi pembuka, Gundala karakter pemersatu. Tidak menutup kemungkinan ia akan muncul di film-film Bumi Langit lain,” Joko Anwar menukas.
Optimis
Produksi film yang menjadi bagian jagat sinema Bumi Langit telah disiapkan untuk lima tahun ke depan. Produser Screenplay Films, Wicky V. Olindo optimistis Gundala menjadi awal yang indah bagi jagat sinema Bumi Langit.
Di tangan Joko Anwar, Gundala punya naskah solid dan teknik penggarapan apik.
“Joko Anwar pandai bercerita di Gundala nanti. Dia akan menyampaikan konflik di dunia Gundala, yang memungkinkan cerita ini terkoneksi ke film-film berikutnya,” ungkap Wicky V. Olindo.
Advertisement
Pemain Hebat
Dalam momen itu, diperkenalkan pula para pemain Gundala. Selain Abimana Aryasatya, Rio Dewanto, dan Tara Basro, Gundala diperkuat Ariyo Bayu, Lukman Sardi, Hannah Al Rashid, serta Putri Ayudya.
Awak media sempat bertanya mengapa gelar Putra Petir tak disematkan di judul film Gundala? “Itu berhubungan dengan cerita, nanti Anda bisa melihat proses Sancaka mendapat kekuatan (petir). Saya menonton film Gundala versi 1981. Versi 2019 ini referensinya dari komik dan catatan dari Pak Hasmi, penulis komik Gundala,” jelas Joko Anwar.
(Wayan Diananto)