Liputan6.com, Jakarta - Grup band Cokelat yang sempat tenar di awal 2000-an, menyambut HUT RI ke-74 dengan manggung di gerbong KRL. Bertema semangat kemerdekaan, mereka tampil dari Stasiun Manggarai hingga Jakarta Kota, pada Kamis (15/8/2019).
Penampilan Cokelat yang diusung oleh PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) bersama MacroAd ini, diisi oleh seluruh personel Cokelat, yaitu Jackline Rossy, Ronny Febry Nugroho, Edwin Marshal Sjarif, dan Axel Andaviar.
Advertisement
Baca Juga
Pada kesempatan tersebut, Cokelat menyanyikan beberapa lagu bertema semangat dan cinta kebangsaan. Misalnya saja "Satu Nusa Satu Bangsa", "Gebyar-Gebyar", dan tentu saja lagu populer ciptaan mereka, "Bendera".
"Kami memang suka menggunakan transportasi umum, termasuk KRL. Namun, kami berharap sih, sebagai penumpang harus mematuhi peraturannya. Misalnya enggak buang sampah sembarangan," Kata Ronny, pemain bass Cokelat kepada wartawan pada hari yang sama.
Buang Sampah pada Tempatnya
Terkait Hari Kemerdekaan RI ke 74, seluruh personel Cokelat sepakat bahwa membuang sampah pada tempatnya, menjadi bukti bahwa kita sudah menghargai arti kemerdekaan bangsa ini.
Selain menampilkan Cokelat di dalam gerbong KRL tematik, acara peringatan HUT RI ini diadakan juga di Stasiun Kota dengan menampilkan artis Boy William.
Advertisement
Kegiatan Positif dan Bermanfaat
Sementara itu, Operational Head MacroAd, Rudi Chandra, menjelaskan tujuan KCI dan MacroAd bekerjasama menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-74.
Menurutnya, acara ini merupakan wujud kepedulian mereka terhadap kemerdekaan RI dengan hal positif dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Kami berharap penumpang bisa mendapatkan hiburan yang menyenangkan sekaligus wawasan yang berguna," ujar Rudi Chandra.
Dengan hadirnya kerjasama dengan KCI dalam memperingati HUT Kemerdekaan RI, Rudi berharap semua lapisan masyarakat bisa mengambil hikmah dalam hari bersejarah ini. Ia berharap seluruh elemen terus melek teknologi agar bangsa Indonesia tidak ketinggalan zaman.
"Kami Macroad sudah dan terus melakukan hal itu demi kepentingan bangsa. Sekarang sama-sama kita juga harus 'angkat senjata' dalam pengertian berbeda. Senjata yang kita pakai untuk maju adalah senjata berupa teknologi. Kalau kita menguasai teknologi, kita tidak gampang dibodohi," ujar Rudi.