Sukses

3 Alasan Robby Purba Selalu Kangen Kota Solo

Robby Purba membuat penonton terbahak saat ia membayar tukang becak dengan satu lembar uang pecahan Rp 5 ribu.

Liputan6.com, Jakarta - Bertepatan dengan HUT ke-74 RI, Robby Purba berada di kota Solo. Di Solo, Robby Purba memandu perayaan HUT ke-74 RI dan ulang tahun ke-53 PT Sri Rejeki Isman Tbk. (Sritex) Solo.

Kepada Showbiz Liputan6.com, Robby Purba mengaku punya tiga alasan selalu kangen Solo. Pertama, orang-orangnya. Robby Purba menyamakan Solo dengan Bali. Warganya memegang budaya. Mereka tidak malu memakai batik, gaya bahasa pun masih halus. Kedua, rumah-rumah tempo dulu masih berdiri kokoh. Terakhir dan tak kalah penting adalah kuliner.

“Tengkleng! Enak banget,” sebut Robby Purba dalam sesi wawancara khusus Sabtu (18/8/2019). Saat memandu acara perataan HUT ke-74 RI dan ulang tahun ke-53 Sritex, Robby Purba mendapat pujian. Ia mengenakan luaran menyerupai beskap gari-garis cokelat yang dipadukan dengan celana longgar warna merah bata.

Ia muncul di panggung dengan becak dan fasih berbahasa Jawa. Robby Purba membuat penonton terbahak saat ia membayar tukang becak dengan satu lembar uang pecahan Rp 5 ribu yang dicomot dari segepok uang kertas miliknya. 

 

2 dari 3 halaman

Sempat Grogi

Tukang becak hanya bisa menggeleng saat Robby Purba memberi selembar uang sambil memamerkan duit segepok. Presiden Direktur PT Sri Rejeki Isman Tbk, Iwan Setiawan Lukminto, yang melihat kejadian itu, lantas memberi beberapa lembar uang Rp 100 ribu kepada penarik becak. Melihat aksi ini, Robby Purba seketika minder.

“Begitulah kalau saya yang orang kaya menengah bertemu orang kaya beneran,” seloroh Robby Purba yang meskipun tampil tanpa beban di panggung namun mengaku sempat grogi.

“(Meski sudah belasan tahun memandu acara) rasa grogi selalu ada. (Biasanya) beberapa jam atau sehari sebelum naik panggung, saya berdiskusi dengan tim. Yang namanya rehearsal penting banget. Saya pengin tahu visi klien, tim kreatif, dan lain-lain. Ide kasih uang 5 ribu di panggung itu dari saya,” ungkap Robby Purba.

Usai rehearsal dan manggung, ia jalan-jalan di Solo dan sekitarnya. Setelah rehearsal misalnya, Robby Purba mengunjungi Museum Tumurun.

3 dari 3 halaman

Seni dengan Standar Internasional

Museum ini membuat Robby Purba terkesima. Presenter kelahiran 25 Juli 1986, ini menaksir nilai koleksi Museum Tumurun mencapai ratusan miliar rupiah. Barang seni yang ada di sana bervariasi mulai dari abad ke-17. Museum ini memungkinkannya belajar seni dengan standar internasional. Tumurun membuyarkan citra museum yang selama ini identik dengan tua, jadul, dan kurang terawat.

“Saat masuk ke situ, kok kayak masuk museum di New York. Bagus banget. Masuk ke situ enak, dingin, reservasinya diatur sehingga tertib, ada perawatannya. Masuk ke situ, seperti menembus dimensi lain,” ujar Robby Purba.

Terkait perayaan ulang tahun ke-53, Sritex mengusung tema “Karya Indonesia Untuk Dunia.” Sritex mengangkat pentingnya inklusivitas dalam operasional yang memberikan perhatian khusus terhadap komunitas para difabel. Sritex memberi pelatihan dan peluang bagi mereka agar dapat terus berkarya untuk Indonesia.

Dalam sambutannya, Iwan Setiawan Lukminto mengajak, “Marilah, bersama-sama menjaga serta meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan yang kokoh juga utuh. Peringatan hari kemerdekaan dilakukan setiap tahun oleh Sritex Group.”

Dalam kesempatan itu, Sritex Group menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas keberhasilan menggelar “Gerakan Kebersihan Sritex” yang melibatkan 38 ribu karyawan Sritex.

“Kami membersihkan area sekitar pabrik dan menjaga kebersihan lingkungan atau ramah lingkungan,” imbuh Iwan. (Wayan Diananto)