Sukses

Viral KKN di Desa Penari, Kaesang Pangarep Bagikan Pengalaman Pribadi

Cerita KKN Di Desa Penari lantas mengundang perhatian sejumlah seleb dari Raditya Dika hingga Kaesang Pangarep.

Liputan6.com, Jakarta - Dua minggu terakhir cerita KKN Di Desa Penari viral di jagat maya. Tak hanya ramai digunjing warganet, sejumlah media menguliti lokasi terjadinya kisah mistis berujung tragedi itu. Cerita KKN Di Desa Penari lantas mengundang perhatian sejumlah seleb dari Raditya Dika hingga Kaesang Pangarep.

Omong-omong KKN Di Desa Penari, Kaesang Pangarep lantas tergerak untuk berbagi cerita saat jadi mahasiswa dan menjalani KKN alias Kuliah Kerja Nyata. Lewat akun Twitter terverifikasi miliknya, Kaesang Pangarep memulai kisahnya.

Saya mau menulis tentang pengalaman saya waktu KKN,” begitu Kaesang Pangarep memulai ceritanya, Rabu (4/9/2019). “Saya mau ganti nama jadi ComplicatedMan,” sambung putra bungsu Presiden Jokowi.

Cuitan pertama dan kedua Kaesang Pangarep tak berkaitan. Warganet pun jadi bertanya-tanya apa sebenarnya yang hendak diceritakan Kesang Pangarep. Bintang film Cek Toko Sebelah melanjutkan, “Memang pengalaman KKN ini sangatlah berkesan. Terima kasih untuk KaDesnya.”

2 dari 2 halaman

Hanya Bercanda

Sepintas, Kaesang Pangarep bermaksud mengakhiri cerita. Namun usai berterima kasih kepada Kepala Desa, Kaesang Pangarep menyambung dengan menggambarkan lokasi desa tempat ia menjalani KKN. Tak jelas di mana persisnya lokasi KKN Kaesang Pangarep namun ia menjelaskan,

Di desa ini emang agak sedikit aneh karena buah pisang di sini bener-bener berasa sekali aroma dan rasa pisangnya.” Sadar bahwa Kaesang Pangarep hanya bercanda, warganet pun menghujaninya dengan beragam komentar nyeleneh.

Alih-alih berkomentar, seorang warganet malah curhat, “KKN, Kenalan Ketemuan Nyaman (ekspetasi). KKN, Kenalan Ketemuan Ngilang (Realita).” Warganet lain malah mempertanyakan IP (indeks prestasi) Kaesang Pangarep semasa kuliah. “KKN-nya horor atau IP-nya Mas yang horor?” celetuknya. Warganet lain menimpali, “Enggak seru ah! Enggak ada yang kesurupan. Palingan paling banter ketiban pisang.” (Wayan Diananto)