Liputan6.com, Jakarta Sudah menonton Twivortiare? Meski jumlah penontonnya tak sedahsyat Gundala, Twivortiare panen pujian berkat performa Reza Rahadian dan Raihaanun yang penuh letupan emosi.
Twivortiare menempatkan Reza Rahadian sebagai Beno dan Raihaanun sebagai Alexandra. Reza Rahadian tampil memikat di layar lebar bukan hal langka. Ia berkali-kali dinominasikan Piala Citra, Festival Film Bandung, hingga Piala Maya.
Showbiz Liputan6.com memilih 5 akting terbaik Reza Rahadian sebelum Twivortiare. Yang mana favorit Anda?
Advertisement
Baca Juga
Perempuan Berkalung Sorban (2009)
Dikenal lewat genre horor seperti Pulau Hantu dan Film Horor, Reza Rahadian membuka tahun 2009 dengan Perempuan Berkalung Sorban. Perannya sebagai Samsudin, anak kiai yang menikahi Anissa (Revalina S. Temat).
Sebagai suami yang semena-mena, Reza tampil meyakinkan. Sikap arogan dan sok berkuasa ditampilkan dengan detail dari momen marah hingga meludah seenak jidat. Samsudin mengantarnya meraih Piala Citra Pemeran Pendukung Pria Terbaik. Peran ini mengubah wajah karier Reza untuk sampai saat ini.
Advertisement
3 Hati 2 Dunia 1 Cinta (2010)
Industri film dunia mengenal istilah Oscar Grand Slam, julukan untuk film yang menang 5 Piala Oscar utama kategori Film, Sutradara, Skenario, Pemeran Utama Pria, dan Pemeran Utama Wanita Terbaik. Sejarah mencatat hanya 3 film yang bisa meraihnya: The Silence of the Lambs (1991), It Happened One Night (1934), dan One Flew Over the Cuckoo's Nest (1975).
Di Indonesia gelar Citra Grand Slam salah satunya diraih film 3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta. Berbeda dengan Perempuan Berkalung Sorban, Reza di sini tampil natural dengan rambut kribo. Ia tahu betul, film ini drama rumahan. Konfliknya di level keluarga dan tetangga. Memahami kebutuhan peran, di tangan Reza karakter Rosid tampak kuat, manusiawi, dan dekat dengan realita. Wajar ia diganjar Piala Citra.
Habibie & Ainun (2012)
Apalah arti meraih banyak piala namun tak mampu mencetak box office. Reza Rahadian membungkam tudingan ini lewat Habibie & Ainun yang menyerap 4,6 juta penonton. Tak hanya sukses secara komersial, peran Reza sebagai Presiden Indonesia ketiga membuat mata publik terbelalak. Gestur, gaya bicara, hingga cara menatap Ainun sangat Habibie! Tak mirip secara fisik namun Reza sukses meyakinkan publik, Habibie adalah takdirnya. Saya tak kan lupa adegan Reza bicara dengan Ainun yang tak berdaya di ranjang rumah sakit. “Ainun, kamu ingat ini hari apa? Ini hari pernikahan kita,” ucap Habibie dengan mata berkaca. Air mata penonton pun berlinang. Reza membawa pulang Piala Citra ketiga
Advertisement
My Stupid Boss (2016)
Sukses memerankan Presiden Indonesia ketiga, publik menduga Reza Rahadian akan kesulitan melepaskan diri dari citra Habibie. Asumsi ini ditepisnya lewat peran Bossman. Reza mengubah fisik dengan prostetis, menciptakan dagu ganda, perut buncit, dan kepala botak. Menjijikkan, menyebalkan, tapi kocak. Chemistrinya dengan Bunga Citra Lestari sebagai Diana alias Kerani berbeda 180 derajat dengan citra mereka di Habibie & Ainun. Lewat Bossman, “Ujaran tempe bener sih, kamu?” sempat tren. Reza meraih Piala Citra keempat.
Critical Eleven
Drama yang intens dan menguras energi dua pemain utamanya, Reza Rahadian dan Adinia Wirasti. Ale adalah momen Reza kembali ke akting di level basic. Tanpa prostetis atau mengubah fisik, ia tampil sebagaimana Reza Rahadian adanya namun dengan emosi serta sifat Ale. Hasilnya, muncul sejumlah momen sarat ledakan amarah, cinta, hingga air mata. Adegan Ale menatap boks bayi yang kosong, lalu matanya berkaca, dan tangis pecah merupakan hal langka. Reza mengirim emosi tepat sasaran. Tidak dinominasikan FFI (padahal nomine Pemeran Utama Pria Terbaik tahun itu hanya ada empat!) jelas kesalahan besar. Akting Reza melampaui semua itu!
(Wayan Diananto)
Advertisement