Sukses

Sinopsis Miniseri SCTV Gadis Pemimpi Episode Senin, 9 September 2019

Gadis Pemimpi ditayangkan dari Senin-Jumat mulai pukul 15.30 WIB.

Liputan6.com, Jakarta Gadis Pemimpi Senin sore ini memasuki episode ke-6. Dengan emosi Ale pergi meninggalkan kantor, memacu motornya dengan kencang. Pak Surya mengejar Ale dengan menyetir mobil sendiri. Karena terlalu ngebut mengejar motor Ale, Pak Surya tak bisa mengendalikan mobilnya saat ada orang yang menyebrang jalan. Pak Surya ngerem mendadak, sehingga mobilnya terguling. Ale menghentikan motornya, syok melihat mobil papanya celaka.

Nyawa Pak Surya tak tertolong, hal itu membuat Ale makin syok, merasa bersalah, apalagi Bu Dewi dan Dimas mengecam Ale. Bukan hanya Ale, Cahaya juga merasa sangat bersalah. Cahaya sangat menyesal, dia juga merasa ikut andil atas kematian Pak Surya, dan buruknya hubungan Ale dengan keluarganya. Untuk menghormati almarhum papanya, Ale akhirnya bersedia menerima jabatan direktur utama, dan wakilnya adalah Dimas. Dan, Gadis Pemimpi terus berlanjut. 

Sesuai aturan yang sudah dibuat Pak Surya sebelumnya, Cahaya naik menjadi sekertaris Ale, dan Dinda yang menggantikan Cahaya jadi sekertaris Dimas. Meski setiap hari ketemu dan dekat dengan Cahaya, tapi Ale bersikap dingin, bahkan sering sinis. Ale masih sangat kecewa sama Cahaya. Cahaya jadi merasa tertekan dan nggak nyaman kerja disitu. Cahaya mengajukan resign, tapi Dimas menahannya, dengan alasan tak mungkin Ale dapat sekertaris baru lagi, bisa kacau urusan secara Ale belum paham apa-apa soal kerjaan.

Atas saran Dinda, Cahaya disuruh pantang menyerah untuk mendapatkan maaf dari Ale. Ale sebenarnya kasihan juga sama Cahaya, Ale pun masih sayang sama Cahaya, makanya Ale sengaja bersikap tegas untuk menguji sampai mana ketulusan Cahaya. Sebenarnya Cahaya pelan-pelan juga mulai jatuh cinta beneran sama Ale. Cahaya kangen sama masa-masa Ale mengejar cintanya. Tapi Cahaya ragu mengatakan hal itu ke Ale, apalagi Dimas makin menunjukan rasa sukanya pada Cahaya, meski di belakang Ale dan Cintia. Tapi Cintia tidak bodoh, dia tahu kalau Dimas sangat berambisi mendapatkan cinta Cahaya.

Bagaimana miniseri Gadis Pemimpi ini selanjutnya...?

 

2 dari 5 halaman

Toko Cahaya Sepi

Cintia lalu menemui Bu Dewi, minta Bu Dewi supaya memaksa Dimas untuk melamar dirinya. Jika Bu Dewi nolak, Cintia akan buka kartu soal Dimas yang bukan anak kandung almarhum Pak Surya. Tapi Bu Dewi malah skak balik Cintia. Bu Dewi bilang Cintia tak punya bukti atas omongannya itu, jadi jangan berani-berani mengancam dirinya ataupun Dimas, atau akibatnya Cintia tak akan pernah jadi menantunya.

Cintia langsung kicep karna dia memang tak punya bukti apa-apa, waktu itu dia hanya mendengar, tidak merekamnya. Cintia lalu minta maaf sama Bu Dewi. Tak berhasil dengan Bu Dewi, Cintia mau menemui Pak Abadi. Di sana Cintia melihat Pak Abadi sedang bersitegang dengan Pak Jamal dan Dito, Ternyata jalanan menuju toko Cahaya merupakan milik Pak Jamal. Dan, Pak Jamal yang masih dendam sama keluarga Cahaya, melarang orang-orang lewat tanahnya. Otomatis toko Cahaya sepi.

3 dari 5 halaman

Hasilnya Nihil

Satu waktu, Ale dihadapkan pada sebuah tender yang cukup besar. Tapi Ale nggak paham, bagaimana step by step untuk mendapatkan tender itu. Ale minta tolong Dimas, tapi Dimas berkelit dia ada pekerjaan penting lain, Dimas minta Ale berusaha sendiri. Ale lalu coba mengerjakannya, tapi yang ada dia malah pusing dan stress sendiri, bahkan Cahaya kena semprot kekesalannya. Ale lalu ngabur dari kantor, nongkrong sama genk motornya lagi.

Cahaya jadi cemas, takut Ale disalahkan lagi sama Dimas dan Bu Dewi jika tender ini gagal didapatkan. Cahaya lalu coba mengerjakan tugas-tugas Ale, bahkan sampai larut malam dan kantor tutup. Pak Abadi cemas karna sampai larut Cahaya nggak kunjung pulang, ditelepon juga nggak aktif. Jalu lalu menelepon Ale, mengabarkan kalau Cahaya belum pulang kantor. Ale jadi sangat cemas, takut Cahaya kenapa-napa. Ale berusaha mencari Cahaya, tapi hasilnya nihil. Ale  sangat-sangat cemas dan menyesal sudah cuekin Cahaya. Ale curhat sama Dimas soal Cahaya yang tiba-tiba hilang, belum pulang ke rumah padahal sudah lewat tengah malam. Diam-diam Dimas menyuruh orangnya buat cari Cahaya, tapi hasilnya nihil juga.

4 dari 5 halaman

Keduluan Ale

Keesokan paginya, Ale terkejut menemukan Cahaya ketiduran di kantor, di meja kerjanya. Ternyata Cahaya sampai begadang demi mempersiapkan bahan presentasi untuk tender yang harusnya dikerjakan Ale. Hati Ale langsung meleleh. Ale bahkan nggak malu cerita kalau dia hampir nangis gara-gara mencemaskan Cahaya semalaman.

Cahaya lega sikap Ale kemvali baik. Cahaya lalu minta maaf lagi. Ale mau memaafkan, asalkan Cahaya terima cintanya. Tak disangka Cahaya terima cinta Ale, Ale sangat senang. Tanpa mereka tahu, Dimas dari tadi menguping di balik pintu. Dimas sangat kecewa keduluan Ale.

5 dari 5 halaman

Terisolasi

Dimas kabur dari jam kantor untuk menghilangkan kegalauannya. Tapi Dimas malah bertemu dengan Cintia. Cintia tanya kenapa Dimas murung begitu. Dimas hanya menggeleng. Cintia lalu mendesak Dimas segera melamarnya, mumpung kedua orang tua Cintia mau balik ke Indonesia. Dimas jadi kesal didesak terus. Dimas berkata tegas ke Cintia, jangan ganggu dia dulu. Setelah itu Dimas pergi. Cintia tahu, pasti ini gara-gara Cahaya.

Cintia lalu menemui Dito. Cintia akan beli tanah Pak Jamal yang menuju ke toko Cahaya. Cintia kasih  DP hari ini juga, tapi tanah itu harus segera di-blok. Keesokan harinya, Cahaya dan Pak Abadi sangat terkejut karna jalanan yang menuju toko mereka, sudah ditembok tinggi, sehingga toko mereka terisolasi.