Liputan6.com, Jakarta - Raditya Dika pernah mengalami gejala mata kering ketika ia menempuh pendidikan di Australia. Hal ini ia alami karena dirinya tidak berkedip dengan sempurna ketika di depan layar gawai. Walaupun mengalami gejala mata kering, Raditya Dika tetap menulis melalui komputer dan terbawa hingga kini.
"Karena waktu itu memang hobinya nulis kan, terus di depan komputer, terus enggak pernah berkedip, terus matanya kering. Cuma ya karena sukanya itu, kerjaannya itu, mau gimana lagi dan kebawa sampai sekarang," ucap Raditya Dika saat ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Rabu (11/9/2019).
Advertisement
Baca Juga
Kecintaan Raditya Dika dalam dunia menulis memang tidak perlu diragukan lagi. Raditya Dika sendiri telah menerbitkan lebih dari sepuluh buku.
Marmut Merah Jambu, Cinta Brontosaurus, dan Manusia Setengah Salmon adalah sedikit dari deretan novel terkenal Raditya Dika.Â
15 Jam Sehari
Sampai saat ini, Raditya Dika masih menggunakan gawai dengan jam penggunaan yang tinggi. Dalam sehari, Raditya Dika bisa memakan total waktu 15 jam hanya untuk gawai.
"Karena kan gue bisa mungkin sampai hampir 15 jam kali ya. Begitu bangun juga lihat Instagram, terus ngedit video terutama," jelas Raditya Dika. (Maria Advensiani/mgg)
Advertisement