Sukses

Mantan Ratu Ekstasi Zarima Mirafsur Tutup Akses Komunikasi dengan Suami

Zarima Mirafsur kembali muncul ke muka publik.

Liputan6.com, Jakarta - Zarima Mirafsur kembali muncul ke muka publik. Kali ini ia berbagi cerita soal kondisi rumah tangganya. Kepada Showbiz Liputan6.com, Zarima Mirafsur mengaku telah berpisah dengan suami, NSR Krishna yang dinikahinya sejak Juli 2013.

Zarima Mirafsur membeberkan, bubar jalan dengan suami bukan pilihan yang mengenakkan bagi pihak mana pun termasuk anak-anak.

Ia mengaku telah mempertimbangkan keputusan cerai ini dengan matang. “Saya sudah konsultasi dengan pakar pernikahan juga,” ujarnya dalam sesi wawancara khusus via telepon. Zarima Mirafsur telah bercerai secara agama namun belum di mata hukum negara.

Aktris sekaligus mantan model ini juga mengakui, komunikasinya dengan Krishna memburuk. “Saya sudah enggak mau bicara sama dia,” beri tahu Zarima Mirafsur. Ketidakmauan berkomunikasi ini ditindaklanjuti Zarima Mirafsur dengan menutup akses komunikasi. 

 

 

2 dari 3 halaman

Dua Kali Menyakiti Hati

“Akses komunikasi saya tutup karena dia sudah dua kali menyakiti hati saya,” sambung Zarima yang pernah mendampingi Nike Ardilla di film Cinta Anak Muda. Meski demikian, ia telah memaafkan perbuatan suaminya.

“Saya maafkan tapi lebih baik sekarang kami menjadi saudara saja,” Zarima Mirafsur menukas.

Fokus Zarima Mirafsur saat ini mengawal ketiga anaknya sembari membangun sebuah rumah produksi. Zarima Mirafsur menyebut, pergaulan anak muda zaman sekarang rentan dengan narkoba.

 

 

3 dari 3 halaman

Bentengi Anak dari Narkoba

“Saya sudah punya anak. Saya tidak mau anak-anak tergoda sama seperti saya dulu. Saya ingin berbuat baik. Saya ingin menjaga anak-anak dari serangan narkoba,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Zarima Mirafsur adalah aktris layar lebar dan model di era 1990-an. Pada 1996, ia bikin geger Tanah Air setelah berurusan dengan polisi akibat kepemilikan sekitar 30 ribu butir ekstasi.

Ia kemudian dijuluki Sang Ratu Ekstasi. Proses hukum Zarima Mirafsur yang panjang sempat menjadi isu nasional. (Wayan Diananto)