Liputan6.com, Jakarta - Zarima Mirafsur bikin geger Tanah Air setelah berurusan dengan polisi akibat kepemilikan sekitar 30 ribu butir ekstasi. Peristiwa yang jadi isu nasional itu terjadi pada 1996. Gara-gara kasus itu, Zarima Mirafsur dijuluki Sang Ratu Ekstasi.
Dua puluh tiga tahun berlalu sejak kejadian itu, julukan Sang Ratu Ekstasi masih saja melekat padanya.
Advertisement
Baca Juga
Apakah Zafima Mirafsur tak tersinggung masih dikaitkan dengan barang haram? Dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com, Zarima Mirafsur berbagi cerita.
“(Gelar itu) hanya menegaskan bahwa dulu saya terbelit kasus narkoba. Padahal, banyak yang lebih parah dari saya. Diberi julukan Ratu (ekstasi) karena saya figur publik yang pernah main film dengan Barry Prima, Nike Ardilla, atau Hudi Prayoga,” ungkap Zarima Mirafsur via sambungan telepon, baru-baru ini.
Korban
Karena jadi figur publik, kasus narkoba seketika menempatkan Zarima Mirafsur di bawah lampu sorot. “Akan lain ceritanya jika saya bukan siapa-siapa atau nama saya bukan Zarima. Saya tidak akan digelari itu,” sambungnya.
Dalam kesempatan itu, Zarima Mirafsur menegaskan dirinya sebenarnya korban dalam kasus puluhan ribu butir ekstasi. Di era 1990-an, Zarima Mirafsur berteman dengan siapa saja, tak membedakan.
“Niatnya menolong teman yang dizalimi eh, ternyata dia kurir. Saya sendiri belum kenal baik dengannya. Waktu itu saya masih lugu dalam bergaul," Zarima Mirafsur mengenang.
Advertisement
Salah Pergaulan
Aktris sekaligus mantan model ini mengaku belum punya ilmu pergaulan. Karenanya, tersangkut kasus narkoba memberinya banyak hikmah.
Zarima Mirafsur menyebut dirinya korban keadaan. Bintang film Cinta Anak Muda dan Macho 2 kemudian lebih berhati-hati menjalin pertemanan atau ketika dikenalkan dengan orang baru.
“Hikmah terbesar yang saya dapat, yakni hati-hati dalam bergaul. Sekarang saya membuka diri untuk sharing pengalaman ke anak muda zaman now. Saya juga beberapa kali membantu memberi penyuluhan agar jangan sampai generasi muda salah pergaulan dan akhirnya terjebak seperti saya dulu,” pungkas artis kelahiran 3 Desember 1974. (Wayan Diananto)