Sukses

Ketinggalan Momen Epik Soundrenaline 2019, Simak Highlight The Spirit of All Time di Sini!

Mengusung tema besar The Spirit of All Time, Soundrenaline 2019 melibatkan berbagai kolaborasi seniman, instalasi seni, jejeran musisi lintas genre baik lokal maupun internasional.

Liputan6.com, Jakarta Festival Musik terbesar di Indonesia, Soundrenaline 2019 di Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang digelar dua hari pada 7-8 September memang telah usai. Namun, atmosfer kemeriahannya masih membekas pada ribuan penonton yang hadir dan juga para pengisi acaranya.

Tak mengherankan memang karena Soundrenaline yang sudah memasuki edisi ke-17 ini merupakan festival musik kebanggaan Indonesia. Seperti Woodstock di Amerika, Glastonbury di Inggris, Rock in Rio di Brasil, dan juga Big Day Out di Australia.

Mengusung tema besar "The Spirit of All Time", Soundrenaline 2019 yang melibatkan berbagai kolaborasi seniman, instalasi seni, jejeran musisi lintas genre baik lokal maupun internasional dan juga banyak ekspresi kreatif lainnya. Lebih dari 60 musisi progresif dan 17 kolaborator dari berbagai bidang menampilkan karyanya sehingga festival musik terbesar di Asia Tenggara mampu memberikan "Timeless Festival Experience".

Buat kamu yang melewatkan Soundrenaline 2019 atau ingin kembali mengingat momen seru di Soundrenaline 2019 bisa ikuti highlight-nya di sini.

1. Instalasi Seni yang Memorable

Sebelum kita highlight penampilan para musisi dan pengisi acara. Menarik sekali membahas instalasi seni yang membuat Soundrenaline 2019 layak di sebut "Timeless Festival Experience". Total ada 17 kolaborator seni yang hadir di Soundrenaline 2019. Karya mereka tersebar di seluruh area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK). Beberapa instalasi seni berskala besar tampak paling menyedot perhatian pengunjung.

Sepasang sneakers berukuran raksasa terpajang di lokasi penyelenggaraan Soundrenaline 2019. Instalasi seni berjudul "A Pair of Timeless Time Travel" itu adalah karya seniman visual Muchlis Fachri. Selama dua hari, banyak pengunjung berbondong-bondong berfoto di depannya. Mereka mengagumi sepatu bercorak biru, ungu, oranye, hijau, dan merah yang memiliki ukuran 1x4 meter itu. Kedua, adalah instalasi seni patung penari baris tunggal berjudul "Penjaga Jaman" karya Agus Mediana dan I Putu Edi Kharisma. Karya tersebut merupakan perwujudan berbagai simbol seni Bali. Pada waktu-waktu tertentu, patung menyala dan bisa bergerak.

Ketiga, instalasi seni berukuran 10,8 meter bertajuk "The Monument: Tapi Jadi Epik" karya seniman asal Yogyakarta, Uji 'Hahan' Handoko. Berangkat dari berbagai keraguan yang dia temui, Hahan menciptakan 10 karakter yang terpajang sebagai ornamen di atas monumen. Pengunjung tidak hanya bisa berfoto tapi bisa masuk ke dalam. Pada bagian dalam monumen, terdapat ruang yang memamerkan karya musik, seni visual, foto, dan video dari sembilan finalis kompetisi kreatif Go Ahead Challenge 2019 yang mengusung tema "Biar Tapi Jadi Bukti".

Instalasi karya para finalis Go Ahead Challenge dipamerkan dalam 3 grup dari ketiga passion-field music, video/fotografi dan visual art yang masing-masing berjudul ‘Siska’, ‘Kursi Perspektif’, dan ‘Deep Lymbic System’. Setiap karya menyampaikan respons atas keraguan atau masalah yang timbul baik dari internal maupun eksternal. Kisah masing-masing dituangkan melalui berbagai teknik dan elemen berbeda seperti teknik kolase, hologram, instrumen musik, serta media lain yang mampu memberikan pengalaman berkesan bagi setiap pengunjung yang menikmati karya tersebut.

2. Ekspresi Kreatif: Jamuan Seniman dan Ruang Tamu

Beralih dari instalasi seni, kita mengulas kembali ekspresi kreatif yang dihadirkan Soundrenaline 2019 melalui segmen "Jamuan Seniman" dan "Ruang Tamu". Jamuan Seniman merupakan aktivitas unik yang hanya terjadi di Soundrenaline 2019, dimana musisi dan seniman diberi kesempatan untuk menjajal skill mereka di bidang kuliner maupun meracik minuman yang dapat dinikmati oleh khalayak ramai.

Hari kedua, Jamuan Seniman menampilkan Flux Cup dan Robi Navicula. Flux Cup, terlihat mengolah sebuah minuman menjadi sebuah jus yang menyegarkan. Sementarar Robi Navicula berkesempatan meramu berbagai jenis kopi. Roby mencampurkan kopi robustanya dengan jahe dan semacamnya agar semakin kaya rasa dan berkhasiat. Keduanya, lantas mengundang pengunjung untuk mencicipi kopi hasil racikannya.

Ruang Tamu adalah sebuah platform diskusi dalam format podcast yang saat ini sedang mengalami kebangkitan kembali sejak hadirnya tokoh-tokoh seperti Gofar Hilman maupun kolektif Podcast Boker. Gofar membawa talkshow yang biasa ia sajikan di channel YouTube miliknya, Ngobam (Ngobrol bersama musisi). Turut hadir sebagai bintang tamu adalah Kunto Aji. Suasana ruang tamu terasa intimate, karena pengunjung bisa lebih dekat dengan musisi idola.

Dan masih banyak ekspresi kreatif lainnya, termasuk kehadiran A Camp, sebuah konsep berkemah yang ditawarkan penyelenggara. Bukan hanya sekadar berkemah, A Camp juga menjadi solusi antara penonton dan penampil bertemu dalam diskusi di satu tempat. Area tenda penampil dan penonton pun disatukan oleh penyelenggara agar terjalin kebersamaan. A Camp memiliki sentuhan berbeda yakni dengan banyaknya ornamen dan dekorasi dari bambu. Bambu ini menjadi simbol tentang ruang dan kebersamaan di mana tanaman bambu selalu punya ruang di dalamnya serta selalu tumbuh berdekatan dalam jumlah banyak.

3. Kolaborasi musisi lokal dan Go Ahead Challenge (GAC)

Banyak nama-nama musisi baru yang muncul di setiap festival musik termasuk di Soundrenaline 2019 yang telah 17 kali diadakan. Nama-nama musisi seperti Fiersa Besari, Hondo, Ardhito Pramono hingga Pamungkas masuk ke dalam line up Soundrenaline 2019. Para musisi pendatang baru itu ada yang tampil solo ada juga yang tampil kolaborasi dengan musisi senior yang tersebar di empat panggung berbeda, mulai dari panggung utama A Stage, Celebration Stage, All, Time Stage dan Creators Stage.

  • Go Ahead Challenge

Di Creators Stage inilah para finalis Go Ahead Challenge unjuk kemampuan. Mulai dari Shandaya, Bilal, dan Hondo. Setelah mereka ada Rocket Rockers, FEAST, hingga The Upstair. Di hari kedua, diumumkan para pemenang GAC yakni Hondo (Kamga dan Chevrina) dari bidang musik, Ahdiyat dari bidang visual art, dan Zhaddam Aldhy dari bidang fotografi/video. Selanjutnya mereka mendapatkan kesempatan eksplorasi karya dan pengembangan diri. Zhaddam Aldhy di New York bersama Lucky Kuswandi. Ahdiyat di Venice bersama Naufal Abshar dan Hondo di Korea Selatan bersama Widi Puradiredja.

  • Mocca x Ardhito Pramono

Dua musisi lintas generasi, Mocca dan Ardhito Pramono menghangatkan suasana malam hari kedua Soundrenaline 2019. Sebagai pembuka, This Conversation langsung membuat heboh penonton. Selanjutnya, Mocca mengambil alih panggung. Arina (vokal), Riko (gitar), Indra (drum), dan Toma (bas), sukses membuat penonton bernyanyi bersama tanpa henti. Mulai dari Secret Admirer, Teman Sejati, Ketika Semua Telah Berakhir hingga I Remember.

Sebelum Ardhito tampil solo, Mocca dan Ardhito kembali duet di lagu Swing it Bob! dan On The Night Like This. Di lagu Swing it Bob!, Ardhito menari lincah bersama Arina sesuai lirik lagu seperti tango dan chacha. Aksi ini mengundang jerit histeris dan tepuk tangan penonton karena gerakan Ardhito yang lucu.

Ardhito kemudian mendapatkan kesempatan tampil sendiri setelah Mocca menghilang di balik panggung. Kolaborasi antara Mocca dan Ardhito kembali tercipta dengan membawa lagu Cigarettes of Ours dan Bitterlove. Penonton pun larut dalam nyanyian massal. Kolaborasi musisi lintas generasi ini ditutup dengan lagu Happy dan Superstar yang dibuat mashed up. Penonton pun memberikan standing ovation atas penampilan pamungkas All Time Stage Soundrenaline 2019.

  • Dipha Barus X Rapper-Rapper Ibukota

Soundrenaline kali ini bukan hanya didominasi band-band pop, rock, dan jazz. Beberapa genre juga disuguhkan dan memiliki peminat yang tidak kalah besar. Salah satunya adalah Dipha Barus yang menjadi pemuncak acara Soundrenaline 2019 di Celebration Stage. Dipha Barus membawakan musik DJ andalannya sambil berkolaborasi dengan rapper-Rapper Ibukota seperti Ramengvrl, Matter Mos, hingga Ariel Nayaka. Sehingga menghadirkan warna yang berbeda sekaligus menutup Soundrenaline 2019 dengan sangat menggairahkan.

4. Magisnya Suguhan Bali Special Project

Kesenian khas Bali kembali mendapatkan tempat di panggung Soundrenaline, salah satu festival musik terbesar di Asia Tenggara. Aksi panggung yang disebut sebagai Bali Special Project sukses membawa aura magis dan menghentak di atas A Stage yang merupakan panggung utama Soundrenaline 2019.

Seakan-akan berbicara untuk merespons tema Soundrenaline yaitu ‘The Spirit of All Time’, proyek gawangan Putu Hendra Brawijaya Putra atau Saylow membawa 11 pemain perkusi, 6 penari, dan 30 penabuh Adi Merdangga. Penampilan selama 15 menit dengan penuh energi dari para seniman Bali tersebut mampu membuat penonton semakin menyelami kisah asli Bali dan mengenal betapa kuatnya sajian multi instrumental asli Bali. Bali Special Project yang disuguhkan tepat sebelum deretan headliners tampil di A Stage seakan-akan menjadi penyambut para musisi progresif tanah air seperti Maliq & D’Essentials, Seringai, dan Padi Reborn.

5. Kolaborasi Lintas "Genre" : Pop, Rock, Jazz dan Hip-Hop jadi Satu

Salah satu kolaborasi yang menjadi kejutan besar di gelaran Soundrenaline datang dari Maliq & D’Essentials. Band pop dan jazz yang sejak 2005 telah menghiasi line up Soundrenaline tersebut mengajak Indra Lesmana, Rekti Yoewono dari THE S.I.G.I.T, dan Tuan Tigabelas untuk tampil bersama di atas A Stage. Panggung termegah Soundrenaline tersebut tampak padat dengan para pecinta musik yang terbuai dengan delapan lagu terbaik dari kolaborasi lintas genre dan generasi besutan Maliq & D’Essentials. Yang tak kalah menarik, mereka akan berkolaborasi membawakan sebuah lagu dangdut.

Mengawali penampilannya, Maliq & D’Essentials langsung menghadirkan suasana romantis melalui lagu Terdiam, Kangen, dan Setapak Sriwedari yang langsung menggempur telinga penonton.  Lalu pada tiga lagu terakhir, para kolaborator pun tampil satu per satu. Sosok Indra Lesmana menjadi tamu spesial pertama untuk lagu "Dia" Sambil bermain keyboard, salah satu legenda di ranah musik jazz Indonesia ini melalukan improvisasi scat singing.

Kemudian rapper Tuan Tigabelas dengan lagu bernuansa dangdut Drama Romantika yang menjadi menu kolaborasi istimewa ini. Di tengah lagu Drama Romantika, Angga memanggil Rekti, vokalis The SIGIT untuk turut memberikan sentuhan pada aksi Maliq & D' Essentials. Kehadiran Rekti memberikan efek distorsi kepada lagu yang termuat di album Sriwedari (2013) itu. Kolaborasi lintas generasi ini kemudian menutup penampilan dengan lagu ‘Pilihanku’ yang diiringi petikan gitar cepat dari Rekti Yoewono.

6. Musisi variatif dari lokal hingga internasional

Kolaborasi epik tak hanya dihadirkan oleh Maliq & D' Essentials, tapi juga Seringai. Band metal ini berkolaborasi dengan kelompok marching band Udayana di awal penampilannya. Kemudian mengajak penonton berjingkrak dengan lagu-lagu Program Party Seringai, Adrenalin Merusuh, Tragedi hingga Individu.

The Sigit, Tuan Tigabelas, dan Jambinai juga tampil di panggung yang berbeda untuk menghibur para penonton Soundrenaline. Seperti Soundrenaline sebelumnya, festival musik tahunan ini juga dimeriahkan band luar negeri. Suede tampil hari pertama, mengajak penonton  bernostalgia dengan lagu-lagu hits Suede seperti Everything Flow, Beautiful Ones, Can't Get Enough dan lainnya. Personel Suede pun tampil energik di aksi panggung mereka yang ingin terus lebih dekat dengan para penontonya. Sampai akhirnya, Brett Amderson, vokalis dari Suede turun panggung untuk lebih dekat penonton.

Padi Reborn menjadi band yang tampil begitu sempurna menutup A Stage hari pertama Soundrenaline 2019. Meski band lokal, penonton malah tak mau beranjak menyaksikan penampilan apik dari Piyu (gitar), Fadly (vokal), Rindra (bass), Yoyo (drum) dan Ari (gitar). Sementara itu, Diskoria dan Jamrud juga tak kalah memeriahkan panggung Celebration Stage.

Di hari kedua, Tulus, Kahitna, Kunto Aji, RAN Efek Rumah Kaca dan beberapa band pop - jazz memberikan sentuhan yang sangat manis. Barasuara juga menjadi salah satu penampil yang ditunggu-tunggu penonton. Begitu juga dengan Steven and Coconut Treez, Burgerkill, dan Shaggydog tetap punya massa setia untuk menikmati musik mereka.

Selain Suede, band internasional yang juga tampil di Soundrenaline 2019 adalah Primal Scream. Penampilan band alternatif rock ini begitu hidup ketika membawa sederet lagu hit seperti Kill All Hippies, Swastika Eyes dan Loaded yang membuat pengunjung larut. Hampir semua pengunjung berjingkrak dan ikut bernyanyi.

Keempat panggung Soundrenaline 2019 sukses ditutup dengan penampilan musik paling berkesan dari Glenn Fredly di A Stage, Dipha Barus dan para vokalis di Celebration Stage, Mocca feat Ardhito Pramono di All Time Stage, dan Feel Koplo di Creators Stage.

Ragam penampilan pada panggung yang berbeda dan jejeran musisi lintas genre dan generasi inilah yang membuat atmosfer masih terasa dan membuat Soundrenaline 2019 benar-benar memiliki "The Spirit of All Time".

Sampai bertemu di Soundrenaline 2020!