Liputan6.com, Jakarta Meledaknya film Habibie & Ainun pada 2012 membuat karier Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari meroket. Karya Faozan Rizal ini menempatkan Hanung Bramantyo sebagai Co-produser. Empat tahun kemudian, Hanung Bramantyo menyutradarai film Rudy Habibie yang ditonton 2 juta orang.
Desember 2019 nanti, Hanung Bramantyo merilis Habibie & Ainun 3. Film Habibie & Ainun 3 dibintangi Maudy Ayunda, Reza Rahadian, dan Jefri Nichol. Bagi Hanung Bramantyo, Habibie & Ainun beserta sekuelnya punya makna khusus dalam sejarah kariernya.
Habibie & Ainun 3 dan Bumi Manusia menandai 15 tahun Hanung Bramantyo berkarya di industri film. “Tahun ini ada dua film penting bagi pertumbuhan karier saya di usia ke-45 tahun yakni Bumi Manusia serta Habibie & Ainun 3. Saya menggawangi biografi BJ Habibie sejak Habibie & Ainun (2012) yang disutradarai Faozan Rizal. Ditunjuknya Faozan itu pun didesain. Rudy Habibie menempatkan saya sebagai sutradra,” ujarnya di Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Advertisement
Di film Habibie & Ainun 3 mestinya Hanung Bramantyo jadi co-produser lagi.
Pamit untuk Syuting
“Tapi karena satu dan lain hal saya terjun langsung. Film ini dibuat saat Bumi Manusia masuk tahap post production. Saya pamit 30 hari buat syuting Habibie & Ainun 3. Sudah 15 tahun saya berkarya dari sejak bikin film Brownies (2004),” urai Hanung Bramantyo.
Produser Manoj Punjabi memberi tahunya momen besar macam ini belum tentu terulang lagi dalam hidup. Karenanya, bisa merilis dua film besar dalam setahun sangat disyukuri Hanung Bramantyo. Ia mendedikasikan tahun ini untuk BJ Habibie dan sastrawan Pramoedya Ananta Toer.
Advertisement
Merdeka
“Anak Pak Pram menyerahkan film Bumi Manusia kepada saya. Film Bumi Manusia dianggap cucu sendiri karena yang dianggap anak adalah buku karyanya. Pun Pak Habibie tidak pernah ngerecokin adegan-adegan yang kami buat dari bukunya,” kata Hanung Bramantyo kepada Showbiz Liputan6.com.
Penulis novel lain bisa jadi ikut mengatur adegan di lokasi syuting.
“Pak Pram dan Pak Habibie memberi kemerdekaan kepada kreator film. Setelah kedua tokoh besar ini siapa lagi? Ada enggak? Semoga ada, ya!” ia mengakhiri perbincangan.
(Wayan Diananto)