Sukses

Ternyata Zee Zee Shahab Rajin Lari karena Dipaksa Suami

Saat hamil, bobot Zee Zee Shahab sempat naik 17 kilogram.

Liputan6.com, Jakarta - Zee Zee Shahab dan olahraga lari bagaikan dua sisi mata uang. Sampai saat ini, Zee Zee Shahab konsisten di olahraga lari dan aktif di beberapa komunitas. Istri presenter Prabu Revolusi ini juga kerap jadi narasumber untuk menyemangati remaja yang ingin menerapkan gaya hidup sehat.

Menurut Zee Zee Shahab, remaja masih punya jalan hidup panjang. Membentuk gaya hidup sehat di usia belasan keputusan yang tepat. Zee Zee Shahab kemudian menyebut 3 hal yang harus dimiliki jika ingin aktif berlari.

“Kalau mau lari ada tiga hal yang harus dimiliki. Pertama, niat. Kalau tidak punya niat, rajin lari tidak akan pernah terjadi. Kedua, konsisten. Kalau tidak konsisten semangat Anda jadi on-off. Ketiga, tetapkan target,” beber Zee Zee Shahab dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com di Jakarta Selatan.

 

Zee Zee Shahab berpendapat, seseorang dapat bersemangat mencapai target, saat mendaftar kompetisi lari termasuk maraton. “Saya sudah ke Gold Coast Australia bersama suami dan ini merupakan virgin full marathonnya dia,” imbuhnya, baru-baru ini.

Kapan kali pertama Zee Zee Shanab ingin menjalani gaya hidup sehat? Bintang film Cahaya Cinta Pesantren menyebut komitmen itu muncul usai melahirkan anak kedua, Lucky Keriym Putra Revolusi, tahun lalu. Saat hamil, bobot Zee Zee Shahab naik 17 kilogram.

2 dari 2 halaman

Dipaksa Suami

“(Bentuk tubuh saya) bulat banget pokoknya. Saya bingung bagaimana menurunkannya,” kenang aktris kelahiran Jakarta 31 Maret 1988. Sempat terlintas wacana diet ketat. Niat itu diurungkan mengingat Zee Zee Shahab berkomitmen memberikan ASI eksklusif untuk si kecil.

“Mau diet rasanya enggak mungkin karena sedang menyusui. Akhirnya saya lari itu pun karena dipaksa suami. Dia bilang, ‘Ya sudah kamu lari saja dulu.’ Awalnya saya kebanyakan wacana mau nge-gym, zumba, pilates, yoga, dan seterusnya,” cerita Zee Zee Shahab.

Rencana yoga, pilates, zumba, dan melatih fisik di sasana akhirnya batal. “Itu ribet karena harus datang ke sasana atau studio, bergabung dengan komunitas dan seterusnya. Kalau lari kan enggak perlu peranti aneh-aneh. Tinggal lari di sekitar rumah, beres,” pungkasnya. (Wayan Diananto)

Video Terkini