Liputan6.com, Jakarta - Terbentuknya Jagat Sinema Bumi Langit jadi perbincangan hangat para pencinta film. Bulan ini, Pevita Pearce secara resmi didapuk menjadi Sri Asih. Sejumlah aktor merespons lahirnya Jagat Sinema BumiLangit, salah satunya Reza Rahadian.
Menurut Reza Rahadian, lahirnya Jagat Sinema BumiLangit merupakan salah satu bentuk perkembangan sinema Indonesia. Film aksi jagoan berbasis komik, kata Reza Rahadian, belum banyak. Para produser tampak pikir-pikir untuk mengadaptasi komik. Reza Rahadian senang, dua film adaptasi komik direspons publik.
Advertisement
Baca Juga
“Pasti ini sebuah perkembangan. Ini wilayah yang sangat hati-hati ketika produser hendak menyentuhnya. Sebelumnya pernah dibuat, tapi hasilnya tidak terlalu menggembirakan. Saya, kan pernah terlibat di film Pendekar Tongkat Emas yang hanya ditonton sekitar 200 ribuan,” papar Reza Rahadian kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta, baru-baru ini.
Perkembangan sinema ini ditandai dengan lahirnya Wiro Sableng tahun lalu dan Gundala tahun ini. “Kita sudah punya Wiro Sableng dan sekarang Gundala,” sambungnya.
Kurang Lembut
Seperti diketahui, film Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 meraup 1,5 juta penonton lebih. Gundala hampir merangkul 1,7 juta penonton.
Keduanya menembus tangga box office dan diproyeksikan punya sekuel. Baik film Wiro Sableng maupun Gundala dikritik terkait efek visual yang kurang lembut.
Reza Rahadian menyayangkan. “Saya kurang sreg dengan orang yang bilang begini, ‘CGI-nya jelek, ya enggak sebagus Hollywood.’ Ya jelaslah. Beda skala tapi kita harus mengapresiasi ini dikerjakan anak-anak Indonesia,” ujarnya.
Advertisement
Sudah Bergerak Jauh
Bintang film Perempuan Berkalung Surban dan Critical Eleven melanjutkan, “Bahwa kita sudah bergerak sampai sejauh ini, itu layak diapresiasi. Jadi enggak perlu apa-apa dibandingkan (dengan buatan luar negeri).”
Hollywood memiliki sejarah yang lebih panjang daripada sinema Indonesia.
“Saya senang dengan jagat sinema ini. Saya enggak tahu target jumlah penonton mereka berapa. Tapi dengan hadirnya film aksi atau national superhero seperti Wiro Sableng dan kini Gundala, mereka sudah membuka pintu,” tutup aktor kelahiran Bogor, 5 Maret 1987 itu. (Wayan Diananto)