Liputan6.com, Jakarta Oktober dibuka dengan perayaan ulang tahun dua sutradara besar Tanah Air. Pada 1 Oktober, sineas peraih 2 Piala Citra Hanung Bramantyo merayakan ulang tahun ke-44. Rabu (2/10/2019) kemarin, giliran Riri Riza berulang tahun ke-48.
Peraih 4 Piala Citra ini merayakan ulang tahun dengan menggelar nonton bareng film Bebas di FX Sudirman Jakarta bersama sejumlah pemain, kru, dan sahabat dekat. Mendekati usia setengah abad, Riri Riza tak punya harapan yang muluk. Ia hanya ingin sehat agar bisa melahirkan film bermutu.
Advertisement
Baca Juga
“Doakan saya selalu sehat, panjang usia. Saya sudah cukup lama bikin film, bersamaan dengan itu dunia film terus berkembang termasuk di negara kita. Saya ingin punya semangat yang sama dalam membuat film seperti kali pertama bikin,” tutur Riri Riza kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta, baru-baru ini.
Riri Riza telah membuat beragam film dari naskah asli, adaptasi novel, hingga ulang buat dari film box office luar negeri seperti Sunny. Lantas lebih mudah mana, bikin film dari naskah asli, adaptasi novel, atau remake?
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Bebas yang Membumi
“Sebenarnya tantangannya beda-beda. Bebas jadi menantang karena kami ingin membuatnya benar-benar menjadi film Indonesia sementara aslinya datang dari budaya yang berbeda, garis waktu yang berbeda, tekstur kekerasan maupun kehidupan masyarakatnya pun berbeda. Termasuk isu gender,” sambung Riri Riza.
Dalam proses menulis skenario, Mira Lesmana berupaya membuat Bebas lebih membumi dengan orang Indonesia. Lain halnya saat memfilmkan Laskar Pelangi dan Sokola Rimba, yang memang dari Indonesia.
Advertisement
Tantangan Film Adaptasi
“Referensi budaya Laskar Pelangi dan Sokola Rimba misalnya, sudah jadi serta matang. Kalau mengadaptasi novel lain lagi tantangannya. Cerita novel itu lebih panjang dari film bioskop,” papar Riri Riza.
Saat mengangkat novel ke layar lebar, Riri Riza biasanya memilah bagian mana yang harus ditampilkan di bioskop. Ia berharap Bebas yang dirilis berbareng dengan Joker sukses.
“Mudah-mudahan ini menjadi hadiah buat penonton. Saya bikin film Bebas untuk mengoneksikan beragam kenangan kepada para penonton,” pungkasnya. (Wayan Diananto)