Liputan6.com, Seoul - Seorang petugas pemadam kebakaran atau damkar diinvestigasi terkait penyebaran berita kematian Sulli pada Senin (14/10/2019) lalu. Dilansir dari Koreaboo dan Soompi, Jumat (18/10/2019), sang petugas yang tak disebutkan jati dirinya ini adalah orang pertama yang membocorkan kabar kematian Sulli.
Seperti diketahui, setelah manajer Sulli menelepon nomor darurat Korea 119, informasi mengenai kematian aktris Real ini tak berapa lama kemudian bocor ke media sosial. Bahkan kata kunci "laporan kematian Sulli" bertahan menjadi topik teratas dalam pencarian di sejumlah peramban.
Advertisement
Baca Juga
Penelusuran atas oknum penyebar informasi tersebut langsung digelar.
Seorang sumber dalam menyebutkan bahwa setelah ketahuan bahwa pembocornya berasal dari departemen pemadam kebakaran, sebuah pesan teks dikirim ke semua karyawan.
* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Pesan Teks
Pesan teks tersebut berisi, "Kalau Anda menyerahkan diri secara sukarela kami akan menangani hal ini sebaik mungkin. Bila tidak ada yang mengaku, kami akan menyerahkan investigasi kepada polisi dan memastikan langkah hukum yang keras bagi mereka."
Berkat SMS ini, seorang petugas kemudian menyerahkan diri.
Advertisement
Dari Chatroom ke Medsos
Petugas tersebut ternyata menyebarkan laporan kematian Sulli ini di dalam chatroom sesama petugas damkar. Lewat anggota dari chatroom ini pula, informasi tersebut akhirnya menyebar di media sosial.
Hanya saja, penyebar kabar ini ke media sosial belum diidentifikasi.
Minta Maaf
Kantor Pusat Keselamatan dan Penanganan Bencana Gyeonggi telah meminta maaf secara resmi kepada publik dan keluarga Sulli atas insiden ini. Tak hanya itu, mereka juga berjanji agar kejadian ini tak terulang lagi.
Advertisement
Dikaji Ulang
"Kami meminta kepada sejumlah situs agar dokumen ini dihapus. Kami akan mengkaji ulang sistem pelaporan kami dan menekankan kepada pelatihan karyawan kami untuk mencegah hal serupa terulang lagi," begitu isi pernyataan resmi kantor ini.