Sukses

Film Perempuan Tanah Jahanam Tembus Sejuta Penonton, Ini 5 Fakta Menariknya

Joko Anwar berterima kasih kepada pencinta film yang mengantar Perempuan Tanah Jahanam ke tangga box office Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Joko Anwar sedang bungah. Pasalnya, dua film Joko Anwar tahun ini, Gundala dan Perempuan Tanah Jahanam menembus box office. Gundala menyerap 1,69 juta penonton, sementara Perempuan Tanah Jahanam tembus sejuta penonton dalam sembilan hari.

Film Perempuan Tanah Jahanam dibintangi Tara Basro, Ario Bayu, Marissa Anita, dan Christine Hakim. Perempuan Tanah Jahanam mengisahkan Maya (Tara) yang mengajak sahabatnya, Dini (Marissa) mudik ke Desa Harjosari untuk melacak rumah warisan keluarga.

Siapa sangka, di desa itulah mereka diincar malapetaka. Joko Anwar berterima kasih kepada pencinta film yang mengantar Perempuan Tanah Jahanam ke tangga box office Indonesia.

Buat yang belum sempat menonton, Showbiz Liputan6.com menghimpun lima fakta dari lokasi syuting film Perempuan Tanah Jahanam. Selamat menyimak dan selamat menonton!

 

 

2 dari 6 halaman

1. Presentasi Skenario ke Ivanhoe Pictures

Pada 2018, rumah produksi Base Entertainment yang didirikan Shanty Harmayn mempresentasikan skenario Perempuan Tanah Jahanam kepada Ivanhoe Pictures. Ivanhoe Pictures perusahaan film di Los Angeles, AS, yang memproduksi film Crazy Rich Asians dan The Wailing.

Tertarik, Ivanhoe Pictures ikut memproduksi film Perempuan Tanah Jahanam bareng CJ Entertainment dari Korea Selatan, Rapi Films, dan Logika Fantasi yang dipimpin oleh Tia Hasibuan. “Tantangan terbesar, mencari lokasi yang sesuai dengan skenario,” cuit Joko Anwar di Twitter.

 

3 dari 6 halaman

2. Empat Jenis Hutan di Desa Harjosari

Skenario film Perempuan Tanah Jahanam menggambarkan Desa Harjosari dikelilingi empat jenis hutan, yang terluar berupa hutan pinus. Kemudian, hutan homogen kayu-kayu besar, hutan bambu, dan hutan heterogen di dekat desa.

“Karena enggak mungkin nemuin semua ini di satu lokasi, kami mencari banyak lokasi di sepanjang Jawa Timur. Rumah besar dalam cerita Perempuan Tanah Jahanam akhirnya kami temukan di Banyuwangi, rumah tua yang memang sudah tidak dihuni hampir 30 tahun. Kondisinya sangat cocok untuk cerita,” ujarnya.

 

4 dari 6 halaman

3. Kuburan Anak Kecil di Daerah Lumbang

Setelah tiga bulan mencari lokasi, Joko Anwar dan tim mendapat informasi tentang desa di tengah hutan yang ada sejak era 1940-an untuk tempat tinggal penduduk yang bekerja di perkebunan. Namun tidak ada akses mobil ke sana.

Yang paling lama ditemukan, kuburan. “Untuk mencari kuburan yang berkarakter, indah, sekaligus creepy butuh waktu tiga bulan untuk mendatangi puluhan kuburan. Tidak ada yang cocok, kami tak mau kompromi. Akhirnya kami temukan di Lumbang, Jawa Timur. Kebetulan banyak kuburan anak kecilnya,” beri tahu Joko Anwar.

 

5 dari 6 halaman

4. Syuting 28 Hari, Bikin Akses Jalan

Tantangan lain, merancang schedule untuk syuting di banyak tempat, dengan waktu hanya 28 hari. Karena ini film thriller yang belum terbukti bisa laku di Indonesia, Joko Anwar dan tim tak berani menganggarkan bujet besar.

Asisten sutradaralah yang paling pusing bikin schedule. “Sementara itu, kami membuka akses jalan ke desa terpencil tempat syuting Perempuan Tanah Jahanam supaya bisa dilalui mobil. Karena jalanan licin dan berbatu, tiap mobil harus ditarik dengan mobil all-terrain vehicle,” cerita sutradara Janji Joni dan Pintu Terlarang.

 

6 dari 6 halaman

5. Serangan Demam Berdarah

Ada saja cobaan yang menghampiri selama syuting film Perempuan Tanah Jahanam. Salah satunya, penyakit.

“Jadi, waktu syuting Perempuan Tanah Jahanam saya kena demam berdarah, diopname (di rumah sakit selama) delapan hari di Bangil. Syuting libur delapan hari,” ungkap Joko Anwar di Twitter.

Tiap hari produksi tetap harus keluar uang banyak untuk membayar akomodasi kru dan sewa alat. Pembengkakan biaya ini berdampak pada terkikisnya bujet promosi film. “Maaf kalau saya promosi terus di Twitter ya, teman-teman,” pungkas Joko Anwar.

(Wayan Diananto)