Liputan6.com, Jakarta Tanggal 31 Oktober 2019 Wali Band genap berusia 20 tahun. Sepanjang dua dekade eksis di industri musik, band yang berangkat dari sindikasi UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, ini menorehkan banyak single hit.
Dan, jelang hari ultah kali ni, Faank (vokal), Apoy (gitrar). Ovi (keyboard) dan Tomi (drum) menelurkan karya terbaru bertajuk "Lamar Aku". Saat peluncuran single di live streaming Langit Musik, Jakarta, beberapa waktu lalu, Apoy, pencipta semua single hit Wali Band menjelaskan, kali ini band yang dimotorinya seperti kembali ke masa awal lempar karya.
"Ini tantangan buat kami. Bagaimana Faank menyanyikan lagu dengan nada mellow. Apalagi bentuk (size) nggak sama seperti belasan tahun lalu kan," kata Apoy berseoroh. Ya "Lamar Aku" adalah tembang pop dengan gaya persis seperti lagu-lagu awal milik Wali, seperti "Dik" atau "Baik-Baik Sayang".
Advertisement
Baca Juga
Faank sendiri mengaku enjoy dapat tantangan ini. "Enggak masalah. Belakangan memang kami terbiasa bawakan lagu dengan medium beat kan. Tapi, asyik juga bawakan lagu seperti ini lagi," kata sang vokalis Wali Band.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Bukan Tidak Berkembang
Apoy menepis membuat lagu sama seperti karya belasan tahun lalu sebagai sebuah tanda Wali tak berkembang musikalitasnya. Apalagi, liriknya tentang seseorang yang minta dilamar kurang pas dengan kondisi personel Wali yang kini sudah mapan dengan rumah tangga masing-masing.
"Bukan begitu. Kenapa enggak kami membuat warna lagu yang sama dengan dulu. Liriknya juga masih pas dalam kondisi saat ini kok. Bisa saja lagu ini pas dibawakan oleh perempuan. Ini lho kami ingin tunjukkan betapa indah dilamar dan menikmati pernikahan," kilah Apoy saat ditanya kritis oleh seorang wartawan.
Advertisement
Konsistensi Istikamah
Soal warna musik yang masih sama, pop Melayu dianggap Apoy dan kawan-kawan sebagai berkah yang tak boleh diubah. "Kami jujur dalam berkarya. Ya bisanya kami main musik seperti ini. Dalam bahasa keren konsistensi. Dalam bahasa spritual istikamah. Ya ibaratnya kami senangnya makan nasi pakai tempe dan jengkol. Enggak bisa lidahnya enak makan hamburger. Ngapain bikin lagu yang dituntut orang lain tapi nggak bikin kami nyaman dan bukan gaya kami," papar ayah dua anak ini.
Belakangan Wali Band juga dikenal dengan lagu-lagu pop Melayu khas Indonesia dengan lirik jenaka. Sebagian lirknya bahkan mengajak pada kebaikan jika tak mau dibilang religius. Ada lagu "Nenekku Pahlawanku" "Cari Berkah", Doa'in Ya Penonton", "Bocah Ngapa Yak" dan "Kuy Hijrah".
10 Masjid ke 100 Masjid
Soal pencapaian secara materi, Wali Band tak menampil meraihnya. Tapi, itu ditegaskan bukan semata tujuan mereka bermusik. "Selama 20 tahun ini kami bukan hanya ingin membuat lagu yang menghibur dan menginspirasi orang. Dulu, baru dirikan band, kami baru bisa dirikan beberapa masjid. Terus seiring jalannya waktu bisa belasan masjid. Dan harapan kami bisa bikin 100 masjid ke depan," tambah Apoy.
Advertisement