Liputan6.com, Jakarta - Nunung Srimulat dan July Jan Sambiran tengah menjalani proses rehabilitasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta Timur. Dari keterangan dokter RSKO yang dihadirkan pada sidang saksi minggu lalu, Nunung mengalami depresi dan serangan panik.
Nunung Srimulat mengaku bahwa dirinya mengonsumsi narkotika bukan karena depresi yang dialaminya, melainkan murni untuk pekerjaan. Untuk mengatasi depresinya, Nunung sudah rutin minum obat dari psikiaternya.
Advertisement
Baca Juga
"Bukan untuk depresi, tapi karena untuk kerja. Saya minum obat sudah rutin lima tahun ini, minum obat dari psikiater," ungkap Nunung Srimulat saat sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).
<p><em><strong>* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 <a href="https://play.google.com/store/apps/details?id=com.woi.liputan6.android" rel="nofollow">di tautan ini untuk Android</a> dan <a href="https://apps.apple.com/id/app/liputan6-baca-berita-indonesia/id1048856462" rel="nofollow">di sini untuk iOS</a></strong></em></p>
Rutin Konsumsi Obat
Nunung mengetahui dirinya depresi dari psikiaternya. Sejak itu, Nunung rutin mengonsumsi obat agar kondisi psikisnya tetap stabil.
"Kalau menyadari saya kena panic attack sudah lima tahun. Saya dinyatakan kena depresi itu dari dokter psikiater saya. Saya memang harus minum obat terus sampai sekarang," ucap Nunung.
Advertisement
Alasan Pekerjaan
Menjadi komedian terkenal, membuat jadwal kerja Nunung menjadi padat. Jadwal padat inilah yang membuat Nunung memutuskan untuk menggunakan narkoba.
"Karena saya dapat pekerjaan lagi yang menyita waktu banget, dari pagi sampai pagi," ujar Nunung.
Untuk Stamina
"Sedangkan jam-jam sore ada kerjaan lagi. Saya punya pikirannya hanya biar bisa melek dan enggak ngantuk," imbuhnya.
Advertisement
Sempat Berhenti
Ini bukan kali pertama Nunung mengonsumsi narkoba. Sebelumnya, Nunung pernah menggunakan obat terlarang ini 20 tahun yang lalu.
"Dulu memang pernah 20 tahun yang lalu, tapi berhenti, dan Maret 2019 mulai pakai lagi," bebernya.
(Maria Advensiani/Mgg)