Sukses

Ratu Ilmu Hitam Viral, Ini 5 Prestasi dan Sensasi Almarhum Suzzanna

Saat Ratu Ilmu Hitam versi 2019 meneror bioskop, masyarakat kembali mengenang mendiang Suzzanna.

Liputan6.com, Jakarta Saat Ratu Ilmu Hitam versi 2019 meneror bioskop, masyarakat kembali mengenang mendiang Suzzanna. Membintangi belasan film memedi, Suzzanna lantas digelari Ratu Horor Indonesia.

Ratu Ilmu Hitam pucak kariernya sebagai aktris. Suzzanna meraih nominasi Piala Citra Pemeran Utama Wanita Terbaik. Tak heran, fans juga menyebutnya Sang Ratu Ilmu Hitam.

Sebelas tahun sudah Suzzanna berpulang, pencinta film berkukuh ia tak tergantikan. Merayakan “bangkitnya” Ratu Ilmu Hitam, Showbiz Liputan6.com menampilkan lima fakta menarik seputar Suzzanna yang kami rangkum dari berbagai data dan dokumentasi redaksi.

Selamat menyimak.

 

 

2 dari 6 halaman

1. Terbaik Se-Asia

“Suzzanna horor doang, kualitas aktingnya biasa saja,” celetuk pemerhati film anyaran yang tak kenal baik Suzzanna.

Benar, aktris kelahiran Bogor, 13 Oktober 1942 ini belum pernah meraih Piala Citra. Namun di awal karier, tahun 1950-an, Suzzanna ikut kontes Tiga Dara yang digelar Bapak Perfilman Indonesia, Usmar Ismail.

Kalah di kontes itu, Suzzanna ikut kontes Delapan Pendjuru Angin yang juga digagas Usmar Ismail. Kali ini ia menang dan ditawari film Asmara Dara. Lewat film itu, Suzzanna membawa pulang penghargaan Special Golden Harvest Award: The Best Child Actress di Festival Film Asia di Tokyo, 1960.

3 dari 6 halaman

2. Adegan Bikin Geger

Tak hanya berprestasi, Suzzanna berkali-kali menuai sensasi. Salah satunya saat membintangi Antara Timur dan Barat (1963) karya Turino Djunaedy. Kabarnya, ini film Indonesia pertama yang berani menampilkan adegan ciuman bibir lalu dibabat Lembaga Sensor Film. Akibatnya, Suzzanna jadi bulan-bulanan media.

“Saya dikecam habis, saya tidak peduli! Inilah risiko,” bebernya ketika diwawancara sebuah majalah.

Tujuh tahun berselang, Suzzanna bikin geger lagi ketika membintangi Bernapas Dalam Lumpur. Konon, ini film lokal pertama yang berani mengumbar adegan seks dan dialog kasar. Sempat dilarang beredar di Bandung, Bernapas Dalam Lumpur diganjar Piala Box Office dan Anugerah Pancawarsa FFI.

 

4 dari 6 halaman

3. Mimpi Kehilangan Sepatu Kesayangan

Tahun 1974, fase terkelam dalam hidup Suzzanna. Ia bercerai dengan seniman Dicky Suprapto. Setelah itu, Suzzanna bermimpi kehilangan sepasang sepatu kesayangan. Rupanya, mimpi ini pertanda buruk.

Pada 1977, putra kandungnya, Arie Adrianus Suprapto, mangkat. Terpukul karena rentetan duka, Suzzanna yang dikenal ramah kepada media mengisolasi diri.

Pada 1978, ia kembali lewat film Pulau Birahi yang kemudian diedarkan di bioskop dengan judul Pulau Cinta. Comeback ini membuat mulut para kritikus mingkem. Pulau Cinta mengantar Suzzanna meraih nominasi Piala Citra Pemeran Utama Wanita FFI 1974.

5 dari 6 halaman

4. Heboh Honor Terlalu Termahal

Pulau Cinta yang diproduksi PT Inem Film adalah karya sutradara Ali Shahab. Prestasi Suzzanna lewat film Pulau Cinta disertai dua sensasi.

Pertama, beredar gosip Ali-Suzanna punya hubungan istimewa. Kedua, honor Suzzanna di Pulau Cinta dinilai kemahalan.

Informasi yang bocor di kalangan media saat itu menyebut Suzzanna digaji 15 juta rupiah, termahal di era itu. “Mengapa honornya Rp 15 Juta?” demikian koran nasional mempertanyakan penghasilan Suzzanna.

6 dari 6 halaman

5. Serangan Balik Suzzanna untuk Kritikus

Suzzanna dijuluki Ratu Horor Indonesia. Maklum ia membintangi sekitar 15 film horor laris. Lagi-lagi, kritikus menyerangnya. Sejumlah media menuding film-film Suzzanna tidak masuk akal dan kualitasnya ecek-ecek.

Puncaknya, April 1983, sebuah media mencela, “Film mistis bagaikan mimpi yang tak perlu dikembangkan.”

Suzzanna tak tinggal diam. Bersama sineas Lilik Sudjio, ia tampil penuh penjiwaan di Ratu Ilmu Hitam. Suzzanna meraih nominasi Piala Citra kedua. Meski dikalahkan Jenny Rachman lewat film Gadis Maraton, Suzzanna makin disegani.