Liputan6.com, Jakarta Ratu Ilmu Hitam tengah ramai diperbincangkan khayalak. Film ini menempatkan Ario Bayu dan Hannah Al Rashid sebagai pemeran utama.
Ratu Ilmu Hitam tribut untuk versi klasiknya yang dirilis pada 1981. Versi klasik Ratu Ilmu Hitam dibintangi Suzzanna dan WD Mochtar.
Advertisement
Baca Juga
Dengan nama besar Joko Anwar sebagai penulis naskah dan Kimo Stamboel di kursi sutradara, Ratu Ilmu Hitam digadang-gadang mampu tembus sejuta penonton lebih.
Pertanyaan yang kemudian muncul, berapa jumlah penonton Ratu Ilmu Hitam pada hari pertama penayangan?
Tak Sampai 100 Ribu
Dirilis di bioskop Tanah Air mulai Kamis (7/11/2019), jumlah penonton Ratu Ilmu Hitam pada hari pertama nyatanya tak sampai 100 ribu penonton. Hal ini dibenarkan produser Rapi Film Sunil Samtani.
Dihubungi Showbiz Liputan6.com pada Jumat (8/11/2019) siang, Sunil menyebut jumlah penonton hari pertama Ratu Ilmu Hitam 72 ribuan. “Terima kasih, 72.151 penonton telah bertemu Ratu Ilmu Hitam,” beber Sunil Samtani. Produser film Pengabdi Setan dan Hangout tersebut optimistis Ratu Ilmu Hitam mampu menembus sejuta penonton lebih.
Advertisement
Dukungan Clift Sangra
Mengingat, jumlah layar yang dikuasai Ratu Ilmu Hitam mencapai ratusan. “Sampai hari Jumat ini, kurang lebih 300 layar, ya,” ia menyambung.
Diproduksinya kembali Ratu Ilmu Hitam mendapat dukungan banyak pihak salah satunya dari suami almarhumah Suzzanna, Clift Sangra.
Unsur Nostalgia
Hadir di sesi gala premier, Clift Sangra menyebut Ratu Ilmu Hitam versi 2019 mampu menyerap esensi versi klasiknya.
Selain itu, Kimo Stamboel menghadirkan unsur nostalgia di ujung film dengan menampilkan foto-foto adegan dari tahun 1981.
Advertisement
Ingat Sundel Bolong
“(Menonton film ini membuat) saya kepikiran dulu ada adegan mistis dan itu keren banget. Banyak adegan yang sadis tapi keren,” Clift Sangra mengulas. Banyak pencinta film Indonesia lantas mengenang Suzzanna sebagai Ratu Film Horor Indonesia.
“Orang kemudian mengingat kembali bahwa Suzzanna itu sundel bolong, identik dengan mistis, horor, setan, dengan kata lain kelenik. Tidak apa-apa. Artinya ia menjadi salah satu ikon film Indonesia khususnya dari genre horor,” Clift Sangra mengakhiri perbincangan.