Liputan6.com, Jakarta - Akhir pekan lalu Ustaz Riza Muhammad diundang untuk ceramah di Hong Kong. Namun setibanya di sana, ia ditahan berjam-jam oleh petugas imigrasi hingga akhirnya dipulangkan di Tanah Air.
Dalam sebuah kesempatan, Ustaz Riza Muhammad menceritakan kronologi kejadiannya. Ia tiba di Hong Kong International Airport pada Sabtu (23/11/2019) pagi bersama satu orang asistennya.
Advertisement
Baca Juga
"Saya dan asisten satu lorong imigrasi. Asisten saya kasih paspor lolos, nah begitu saya kasih paspor, dia lihat saya agak lama," ucap Ustaz Riza Muhammad, di Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (26/11/2019).
"Terus dia bikin notes, disimpan notes itu, saya disuruh ke pinggir. Belum pernah saya digituin sama pihak imigrasi. Baru sekali digituin, di luar negeri lagi," Ustaz Riza Muhammad menyambung pernyataan.
Â
Introgasi
Setelahnya, dai kondang ini diwawancarai oleh petugas imigrasi. Beberapa pertanyaannya terkait apa kepentingannya ke Hong Kong, siapa yang mengundang untuk ceramah, dan lain sebagainya.
Â
Advertisement
Memburuk
"Katanya saya aman, bisa bebas. Ternyata tidak seperti yang saya pikirkan, bukan aman tapi saya digiring ke ruang interview ke dua lebih dalem lagi. Itu lebih private, ditanya bawa uang berapa, saldo ATM berapa, di sini berapa hari," jelasnya.
Usai interview, Ustaz Riza Muhammad kembali diberi signal baik oleh petugas imigrasi. Namun bukannya lolos, keadaan justru semakin memburuk. Ayah dua anak ini dimasukkan ke ruang isolasi.
Â
Surat Penolakan
"Katanya aman. Eh malah saya dikirim ke ruang isolasi, duduk sendiri di depan meja. Dikelilingi oleh polisi tulisannya Hong Kong Imigration. Aduh mati gue, ini kenapa, saya enggak paham," papar sang ustaz.
Hingga akhirnya, pihak imigrasi mengeluarkan surat penolakan masuk Hong Kong untuk Ustaz Riza Muhammad. Alasannya hingga saat ini belum diketahui.
Â
Advertisement
Tak Tahu
"Saya katakan apa alasannya? Dia bilang, 'Ini alasan imigrasi. Anda tidak perlu tahu, siapa pun tidak perlu tahu'. Kalau Hong Kong memulangkan seseorang atau ketidaksukaan, itu alasan negara untuk menjaga keamaan'," ia mengakhiri.
Â