Liputan6.com, Jakarta Dua tahun terakhir, kita disuguhi performa Chadwick Boseman sebagai T’Challa dalam Black Panther. Nyaris tanpa jeda, ia muncul lagi sebagai T’Challa dalam Avengers: Infinity War dan Avengers: Endgame. Film 21 Bridges menguji daya tarik Chadwick Boseman lepas dari bayang-bayang Raja Wakanda.
Baca Juga
Advertisement
Dalam 21 Bridges, ia tak hanya berlakon. Chadwick Boseman duduk di kursi produser bersama kreator Avengers, Anthony dan Joe Russo.
Menempatkan Chadwick Boseman sebagai pemeran utama yang lebih manusiawi, 21 Bridges menjelma menjadi aksi kriminal berbasis drama sarat intrik.
Jaga Tempo Cerita
Kekuatan film ini bertumpu pada ketangkasan sineas Brian Kirk dalam menjaga tempo cerita. Ini berdampak positif mengingat selama hampir dua jam, 21 Bridges tak semenit pun kehilangan gereget. Dalam film ini, ketegangan memiliki banyak wajah. Menit awal menampilkan adegan kehilangan anggota keluarga.
Ini memicu ketegangan mengingat yang meninggal adalah aparat dalam kondisi tak wajar. Ketegangan lain berasal dari rumah saat seorang ibu mulai pikun. Kepahitan dari masa lalu plus batang usia yang terus menggerus membuat kita khawatir, tokoh utama melakukan hal tak terkira karena menahun terlindas drama.
Advertisement
Insiden di Rumah Makan
Letupan ketegangan lain muncul, lewat insiden di rumah makan. Dikisahkan, dua penjahat, yakni Michael (Stephan James) dan Ray Jackson (Taylor Kitsch) menyatroni restoran untuk menggasak kokaina murni yang tersimpan di salah satu brankas. Seseorang memberi tahu keduanya ada 30 kilogram kokaina. Faktanya, di brankas itu ada sekitar 300 kilogram.
Panik, dua penjahat ini membawa kabur sekitar 50 kg kokaina murni lalu memasukkanya ke bagasi mobil. Sayang, aparat mendatangi restoran itu. Insiden baku tembak tak terhindarkan. Malam itu, delapan polisi tewas. Kasus ini ditangani detektif Andre Davis (Chadwick Boseman) dibantu personel Badan Narkotika Nasional, Burns (Sienna Miller). Andre curiga "pertemuan" polisi dengan Ray dan Michael bukan kebetulan.
Polah Andre diawasi Kapten McKenna (J.K. Simmons) mengingat ia punya rekam jejak mengkhawatirkan. Berkali-kali Andre menembak mati penjahat, seolah para kriminal tak layak mendapat kesempatan kedua. Andre menyimpan masa lalu kelam. Ayahnya yang juga polisi tewas di tangan penjahat. Ibunya yang terpukul, tak bisa menerima kenyataan, dan kini pikun.
Bagai Intro Sebuah Lagu
Insiden di restoran bagaikan intro sebuah lagu. Belum tergambar jelas apakah lagu itu riang, sedih, atau ngerock untuk meluapkan amarah. Dalam konspirasi kriminal macam ini, Anda harus tunduk pada peraturan nomor satu, yakni jangan terlalu percaya pada salah satu karakter. Nanti Anda dikhianati dan sakit hati.
Selain tempo cerita bergulir cepat, 21 Bridges menampilkan performa Chadwick yang meyakinkan. Ia sukses menanggalkan citra Raja Wakanda. Sejak awal rautnya penuh curiga. Sorot matanya mengisyaratkan kekecewaan yang terbungkus kehilangan.
Ini sejalan dengan dialog di awal bahwa menjadi aparat penegak hukum alias penumpas kejahatan baginya bukan lagi tugas melainkan DNA. Saat berinteraksi dengan ibunda di rumah, kita melihat sorot mata Andre menjadi teduh. Level kegarangan di wajah terjun bebas. Yang tersisa dalam mata teduh itu, citra family man.
Advertisement
Tema Tidak Baru
Film 21 Bridges tidak menawarkan tema baru. Dalam sebuah konspirasi kriminal, kita tak mungkin percaya bahwa penjahat 100 persen jahat. Hampir dapat dipastikan ada aktor intelektual yang menyusun konsep "operasi" dan 21 Bridges memenuhi kaidah itu. Penonton diminta melakukan atraksi tebak-tebak buah manggis terkait skandal yang sesungguhnya terjadi. Clue alias petunjuk sengaja dibuat tercecer. Kami tahu arah film ini ke situ.
Yang tidak kami tahu, apakah tokoh utama dibiarkan memikul beban ini sendiri atau tidak. Apakah ini jenis film yang menempatkan tokoh utama sebagai one man show atau masih dimanusiakan dengan hadirnya bantuan dari pihak lain. Selebihnya dari film ini bisa Anda saksikan sendiri di bioskop. Yang jelas, 21 Bridges tidak buruk.
Mendapat ulasan beragam dan gagal mendapat nilai A bisa jadi karena temanya klise. Ini tipe film yang tak sampai membuat kepala migrain lantaran banyak adegan simbolis yang mesti diterjemahkan. Anggaplah ini sebuah refreshing alias penyegaran bagi Anda maupun Chadwick Boseman. Datang ke bioskop, lihat adegan dar-der-dor, jadilah saksi pembongkaran kedok, dan pulang dengan hati riang. Sesederhana itu.
Pemain: Chadwick Boseman, Sienna Miller, Stephan James, Keith David, Taylor Kitsch, J.K. Simmons
Produser: Anthony Russo, Joe Russo, Gigi Pritzker, Chadwick Boseman, Logan Coles
Sutradara: Brian Kirk
Penulis: Adam Mervis, Matthew Michael Carnahan
Produksi: STX Films
Durasi: 1 jam, 50 menit