Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2019 ditutup dengan dua waralaba pengeruk laba fantastis. Yang paling kasat mata, Jumanji: The Next Level dan Star Wars: The Rise of Skywalker.
Jumanji: The Next Level diramalkan bakal meraih 1 miliar dolar AS sekaligus menyempurnakan pencapaian pendahulunya yang berhenti di angka 962,1 juta dolar AS.
Selain persiapan produksi lebih matang, Jumanji: The Next Level menjanjikan lokasi syuting lebih cetar tanpa mengubah konfigurasi pemain utama.
Advertisement
Baca Juga
The Dream Team di dunia Jumanji: The Next Level masih diperkuat Dwayne Johnson, Jack Black, Kevin Hart, dan si seksi Karen Gillan. Sebagus apa Jumanji: The Next Level?
Rantai Cerita Masuk Akal
Selain minimal sesukses jilid sebelumnya, pekerjaan rumah terbesar sekuel, yakni membuat mata rantai cerita yang masuk akal. Mengingat, cerita merupakan nyawa film. Jika terkesan dipaksakan, sebuah sekuel akan digelari kritikus "tidak perlu dibuat sama sekali". Tim naskah Jumanji: The Next Level diperkuat Jake Kasdan (merangkap produser dan sutradara –red.) plus duo Scott Rosenberg-Jeff Pinkner yang membidani lahirnya Jumanji: Welcome to the Jungle.
Jilid The Next Level masih ditangani orang lawas yang tahu betul "roh" Jumanji. Maka dibuatlah cerita soal Spencer (Alex) yang putus dari Martha (Morgan) lalu pulang ke rumah. Perbedaan karakter membuat Spencer tak percaya diri melanjutkan hubungan ini. Suatu hari, Martha bersama Bethany (Madison) dan Fridge (Ser’Darius) mengajak Spencer bertemu di rumah makan Norah’s.
Spencer tak datang. Penasaran kerap absen saat diajak nongkrong bareng, Martha, Bethany, dan Fridge berkunjung ke rumah Spencer. Kedatangan mereka disambut kakek Spencer, Eddie (DeVito) dan sahabatnya, Milo (Glover).
Advertisement
Sedikit Bocoran...
Spencer tak ada di rumah. Eddie menyangka Spencer menongkrong dengan Martha, Bethany, dan Fridge. Martha curiga, jangan-jangan Spencer mengembalikan rasa percaya dirinya dengan kembali ke dunia Jumanji. Celakanya, mesin Jumanji rusak sehingga para pemain tak punya hak memilih avatar. Walhasil, karakter Bravestone (Dwayne), Sheldon (Jack), Franklin (Kevin), dan Ruby (Karen) dimainkan sosok tak terduga. Spencer sendiri malah menjadi Ming (Awkwafina) pencuri ulung yang ketahuan hendak mencuri batu bertuah.
Sekuel ini memuat petualangan yang lebih heboh. Judul kecil The Next Level mengisyaratkan tantangan yang lebih mematikan. Kondisi ini diperburuk dengan amblasnya hak memilih avatar.
Sedikit bocoran, Bravestone jatuh ke tangan Eddie yang ujug-ujug terseret ke dunia Jumanji. Franklin yang dibutuhkan sumbangsihnya dalam mempelajari aneka satwa di rimba Jumanji malah dipegang aki-aki Milo.Â
Ketangkasan yang Menyusut
Ketangkasan yang menyusut karena faktor umur, turut memperumit keadaan. Hasilnya, Jumanji: The Next Level bikin geregetan. Di dunia Jumanji, satwa yang lucu bisa jadi ancaman. Burung Unta dan kera Mandril adalah segmen yang bikin jantung deg-degan.
Kecerdasan film ini terletak pada ide membuat mesin Jumanji rusak. Level kacau terasa lebih maksimal. Di sisi lain karakter utama film ini mengalami pergeseran. Dengan kata lain, berkembang. Kelemahan dan kelebihan mereka tak lagi sama.
Karakter baru yang muncul tak hanya menyegarkan suasana. Mereka hadir dilatari motif, dibekali fungsi. Tanpa mereka, beberapa tantangan Jumanji terasa kurang nendang.
Advertisement
Adakah Cela?
Lantas adakah cela di film ini? Ada. Durasi. Terasa kepanjangan. Akibatnya, beberapa adegan yang menurut kami kurang penting tersaji tapi kurang meaningful.
Ingat, avatar di dunia Jumanji dibekali tiga nyawa. Ada momen para jagoan mati konyol alias mati akibat kesalahan yang tidak perlu terjadi lalu balik lagi. Tujuannya, membuat stok nyawa menipis. Mau tak mau kondisi jadi makin genting.
Beberapa pertikaian sekadar menebalkan konflik dan berakhir dengan kekonyolan. Misalnya, mati tertimpa batu yang ndilalah, kok ya ada di atas si tokoh.
Â
Mustajabnya Cerita Samping
Untungnya, melemahnya plot diselamatkan dengan cerita samping dari karakter pendukung yakni Milo dan Eddie. Danny DeVito tampil dengan emosi tinggi. Menolak tua, sok mandiri, dan sarkastis. Semula tanpa alasan lalu kehadiran Milo menerangi letupan emosi Eddie yang semula tertutup tirai alias minim penjelasan.
Cerita sampingan ini terus dijahit seiring merekahnya konflik karakter utama. Sampai akhir, justru cerita samping inilah yang membuat mata penonton basah. Jake tahu persis posisi Jumanji: The Next Level.
Advertisement
Pertautan Antargenerasi
Ia menjadi film Natal. Temanya universal. Tak jauh dari saling memberi, saling menerima. Memberi untuk belajar bersyukur, menerima dengan rasa syukur. Berkaca pada esensi Natal, kita melihat setiap tokoh yang berkonflik memperoleh titik terang.
Sekuel ini tak hanya mengangkat derajat Jumanji sebagai film keluarga. Lebih dari itu, ia menjalar menjadi kisah persahabatan dan pertautan antar-generasi. Konteks cinta melebar. Meski kepanjangan, film ini menghibur sekaligus menenangkan.
Â
Â
Pemain: Dwayne Johnson, Jack Black, Kevin Hart, Karen Gillan, Nick Jonas, Alex Wolff, SerDarius Blain, Morgan Turner, Madison Iseman, Danny Glover, Danny DeVito, Awkwafina
Produser: Dany Garcia, Hiram Garcia, Matt Tolmach, William Teitler, Jake Kasdan, Dwayne Johnson
Sutradara: Jake Kasdan
Penulis: Jeff Pinkner, Scott Rosenberg, Jake Kasdan
Produksi: Columbia Pictures
Durasi: 2 jam, 3 menit