Liputan6.com, Jakarta - Masih ingat Ali Akbar, kibordis The Groove? Ali Akbar mundur dari The Groove tiga tahun lalu. Sejak itu ia bekerja di belakang layar. Ali Akbar memproduseri sejumlah artis pendatang baru, membuat musik untuk iklan, mengajar musik privat termasuk memimpin kelas piano, main musik jaz di sebuah kafe di Kemang, Jakarta Selatan.
Semua itu dijalani Ali Akbar buat menjaga kemampuan bermusiknya. Selain itu, Ali Akbar menjadi music director untuk pertunjukan off-air penyanyi Andien dan Rieka Roeslan.
Advertisement
Baca Juga
Minggu (15/12/2019) kemarin, Ali Akbar muncul di muka publik dengan jabatan baru, yakni kepala sekolah atau Head of Academy Bravass Talent Academy Jakarta.
8 Orang, 8 Visi
Dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com, Ali Akbar buka kartu soal alasan hengkang dari The Groove.
"Alasannya, delapan orang punya delapan visi pastinya. Kalau ada pergesekan wajar. Saat itu saya merasa, saya punya visi. Kedelapan orang ini berkembang dengan visi masing-masing. Kenapa enggak bisa satu?" ujar Ali Akbar.
Harusnya ada tim leader yang menentukan ya atau tidak alias pembuat keputusan. "Ya sudah, lebih baik saya sendiri tapi bagaimana pun The Groove bagian dari sejarah hidup saya sejak 1997," imbuhnya.
Advertisement
Cepat Banget
Menjadi kepala sekolah Bravass Talent Academy bagi Ali Akbar merupakan tantangan baru. Ali Akbar bertemu dan berdiskusi dengan perwakilan Bravass Space, Jimmy Sutopo, sepekan lalu. Merasa klik dan satu visi, Jimmy menantang Ali menjadi Head of Academy.
"Saya kaget dan bilang: Sebentar, maksudnya bagaimana, nih? Cepat banget," kenang Ali Akbar yang menyabet penghargaan AMI Awards 2019 untuk Penata Musik Lagu Anak-anak Terbaik. Ia menyebut Bravass Talent Academy menyajikan pengajaran musik yang modern tapi tidak instan.
Seniman Paket Lengkap
Visinya melahirkan pekerja seni dengan kemampuan, pengetahuan, dan etika yang solid. Ini soal pembentukan karakter. Mencari musisi yang jago banyak, tapi yang beretika mumpuni susah didapat. Padahal, etika itulah yang membuat seniman bertahan lama di industri.
"PR saya lainnya menyusun kurikulum. Saya menekankan pada penguasaan instrumen, pembekalan teori musik, kemampuan berkomunikasi dengan audiens untuk menyosialisasikan musik dan visi dalam seni. Ingin melahirkan seniman paket lengkap,"Â urainya.
Advertisement
Belajar dari Industri Hiburan Korea
Bravass Talent Academy bagian dari Bravass Space, yakni co-working space pertama yang memadukan bisnis dan entertainment. Bravass Space menempati lahan seluas 1.400 meter persegi di Lotte Shopping Avenue, Jakarta. Di dalamnya terdapat bar, kafe, hingga studio rekaman.
"Saya banyak belajar dari industri hiburan Korea. Inovasi, efisiensi, dan integrasi bagian penting dalam membangun ekosistem industri showbiz. Ini akan menghasilkan multiple efek yang saling menopang," beri tahu Jimmy Sutopo.