Sukses

Asli Indonesia, Duo DJ Asal Amerika Beauz Masukkan Gamelan dalam Lagunya

Beauz, grup EDM asal Amerika yang beranggotakan dua kakak beradik yaitu Johan dan Barnie, diketahui memiliki garis keturunan Indonesia yang mengalir dari sang ibunda.

Liputan6.com, Jakarta - Duo DJ asal Amerika, Beauz, baru saja merilis single berjudul "Feel The Light". Grup yang beranggotakan dua kakak beradik yaitu Johan dan Barnie itu diketahui memang memiliki garis keturunan Indonesia yang mengalir dari sang ibunda.

Dari situ, Beauz kemudian memasukkan unsur musik tradisional khas Indonesia, yaitu gamelan ke dalam musik EDM-nya. Alasannya agar budaya Indonesia tetap terjaga walau mereka lahir dan besar di Negeri Paman Sam.

Pasalnya, Beauz sendiri memang memiliki kedekatan dengan Indonesia. Dalam waktu tertentu keduanya selalu rutin mengunjungi Tanah Air.

"Ibu memang orang Indonesia. Tapi kami lahirnya di Amerika, kami besar dan kuliah di Amerika," kata Johan saat ditemui di kantor Warner Music Indonesia, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

"Kami setiap musim panas sama musim dingin selalu balik ke Indonesia. Secara budaya kami merasa orang Indonesia. Kalau kemana-mana selalu bawa Indonesia, di lagunya juga ada gamelan juga," timpal Barnie.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengalaman Berbeda

Soal single "Feel The Light" yang beberapa waktu lalu sudah dirilis, Beauz ingin memberikan pengalaman berbeda kepada penikmat musik EDM (Electronic Dance Music). Beauz mencoba adaptif dengan suasana di mana mereka main.

"Kalo dari sisi musiknya, mau bikin lagu yang bisa friendly untuk didengar. Serta pas perform di club, di event bisa dinikmati, tapi bisa radio friendly juga. Jadi bukan lagu EDM yang cuma bisa didengar saat di club doang," ucap Johan.

3 dari 3 halaman

Cerita Lagu

Lewat single terbarunya ini, mereka coba mengangkat tema mengenai kebiasaan seseorang dengan media sosial. Banyak yang terlihat tampil begitu sempurna di media sosial. Namun, di kehidupan aslinya banyak hal negatif yang ditutupi.

Dari situ, single ini diharapkan bisa menjadi cahaya di dalam kegelapan kehidupan dan bersosial media.

"Untuk cerita lagu, sebenarnya ini lagu juga bisa digunakan untuk menyemangati orang sih. Sekarang kan eranya sosmed, di mana semuanya terlihat sempurna dan semua baik-baik saja. Tapi banyak hal negatif yang di dunia ini, dengan lagu ini berharap bisa mengarahkan orang ke arah positif," pungkas Barnie.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini