Liputan6.com, Jakarta - Masalah antara Iis Dahlia dengan profesi ojek online belum selesai. Untuk kedua kalinya pasukan ojol menyambangi rumah Iis Dahlia di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat (27/12/2019).
Ada sekitar 50 ojek online datang ke kediaman Iis Dahlia untuk melayangkan surat somasi yang kedua. Demi mengamankan keadaan, sejumlah aparat kepolisian dikerahkan.
Advertisement
Baca Juga
"Yang jelas ya berdasarkan informasi di media sosial, siapa pun itu yang merasa dirugikan. Namanya warga masyarakat, kita harus lindungi," kata Kapolsek Cilandak Jakarta Selatan, Kompol Martson Marbun, SH., MM, di kediaman Iis Dahlia.
Melayangkan Somasi
Igun Wicaksono selaku ketua Gabungan Roda Dua (Garda) menjelaskan bahwa kedatangan pasukan ojek online ke kediaman Iis Dahlia hanya untuk melayangkan somasi, dan tidak berniat untuk membuat kegaduhan.
"Kita enggak ada niatan yang enggak baik. Kita inginkan semuanya bisa baik. Kalau ada keamanan ya untuk menjaga hal-hal yang enggak diinginkan saja," papar Igun Wicaksono.
Advertisement
Tak Ada Niat Menjatuhkan
Sementara itu, kuasa hukum Iis Dahlia mengatakan bahwa kliennya tidak memiliki niat sama sekali untuk menjatuhkan profesi pengemudi ojek online.
Sebenarnya beberapa hari lalu, Iis Dahlia juga sempat memberi klarifikasi secara terbuka di Instagramnya. Namun, pihak ojek online ingin Iis membalas surat somasi dengan permohonan maaf tertulis, tidak melalui media sosial.
Ada Etika
"Sebelum ada somasi ini, klien kami sudah memberikan klarifikasi, sudah memberikan surat terbuka bahwa tidak ada maksud niat menghina. Tidak ada maksud merendahkan harkat derajat dan tidak ada maksud memojokkan apa pun," kata pengacara Iis, Aldila Warganda.
"Demi Allah, tidak ada maksud seperti itu. Nah, apalagi membandingkan profesi dengan yang lain. Kami advokat ada profesi tersendiri, mbak-mbak, mas-mas, juga sebagai wartawan ada etikanya, sangat menghormati," ia mengakhiri.
Advertisement
Terbuka untuk Mediasi
Komunitas ojek online juga sangat terbuka jika pihak Iis Dahlia ingin mengadakan pertemuan langsung untuk melakukan mediasi. Intinya, semua ingin diselesaikan secara kekeluargaan.