Liputan6.com, Jakarta Inilah salah satu cerita seru tentang agen mata-mata di pengujung 2019. Spies in Disguise produk buatan Blue Sky Studios yang dulu menyuguhi kita Ice Age berjilid-jilid.
Spies in Disguise hadir dengan cerita agen mata-mata dengan konspirasi yang lebih simpel mengingat ini film untuk segala umur. Spies in Disguise diperkuat barisan aktor papan atas di departemen pengisi suara.
Advertisement
Baca Juga
Ada Will Smith yang meroket lewat Men in Black. Ada pula sang Spider-man, Tom Holland hingga Karen Gillan, bintang Jumanji: The Next Level di Spies in Disguise. Film ini melampaui ekspektasi kami meski dengan sejumlah catatan. Apa saja?
Jadi Merpati
Lance Sterling (Will) agen Amerika Serikat menjalankan misi berbahaya mengambil koper berisi data yang hendak dijadikan senjata oleh Killian (Ben). Koper itu tersimpan di Jepang, di markas Katsu Kimura (Masi). Dikepung oleh 70 yakuza tak membuat Lance gentar. Usai meladeni 70 yakuza, Lance sukses mengambil koper yang dibawa Killian.
Nahas. Koper itu ternyata kosong. Agen keamanan internal AS, Marcy (Rashida) kemudian datang bersama Ears (Dh Khalid) dan Eyes (Karen) menangkap Lance dengan tuduhan pengkhianatan. Lance kabur dan berupaya menyelediki kasus ini. Lance minta bantuan kepada Walter (Tom), teknisi yang dipecat karena dianggap tak berfaedah. Sialnya, Lance meminum ramuan hasil eksperimen Walter yang membuatnya jadi merpati.
Dalam kondisi kacau, mau tak mau Lance berkolaborasi dengan Walter untuk melacak Killian. Selama menjalankan misi, keduanya beda visi. Bagi Lance, api dibalas api. Sementara Walter meyakini setiap manusia baik dan patut diberi kesempatan. Prinsip ini didapat dari almarhum ibunya, Wendy (Rachel).
Advertisement
Ada yang Absen...
Animasi dengan segmen untuk semua umur membatasi Spies in Disguise untuk mengkreasikan alur cerita yang lebih rumit. Konspirasi dan plot twist yang biasanya kita dapat di film mata-mata absen di sini. Cerita Spies in Disguise lebih sederhana, minim cabang maupun anomali konflik. Bukan berarti film ini tidak asyik.
Kehebohan dibangun dari sifat dua tokoh utama yang berbenturan sejak awal. Beda visi, sifat, dan gaya kerja membuat film ini penuh gesekan. Gesekan ini makin meriah saat tokoh utama dipertemukan dengan musuh utama.
Will Smith membangun karisma Lance lewat intonasi suara yang bergerak dinamis mengikuti gestur dan air muka tokoh Lance. Dengan melihat polah Lance, kita bisa membayangkan Will Smith sedang beraksi.
Suara Tom yang Ajaib
Yang bikin pangling tentu Tom Holland. Ia mengubah tone suara dan ini membuat kami berpikir sejenak, benarkah ini suara Tom? Ubah suara ala Tom penting mengingat Walter anak muda yang gemar bersenang-senang lewat proyek uji coba. Ia aneh di mata awam namun bangga dengan dunia kecil yang diciptakannya.
Tom dan suaranya yang ajaib mengimbangi performa Will. Bahkan, di adegan penting, suara Tom mengirim emosi dan pertautan hati yang membuat penonton makin cinta pada karakter ini.
Diceritakan dengan ringkas, kami sempat berpikir bahwa pengkhianatan berasal dari orang dalam layaknya Mission Impossible: Fallout atau Golden Eye milik James Bond di era Pierce Brosnan. Lagi-lagi, kita harus ingat ini animasi. Anak-anak bakal pusing jika alur Spies in Disguise menyerupai labirin.
Advertisement
DNA, Genom, dan Molekul
Lagipula, istilah-istilah dalam eksperimen Walter saja menurut kami sudah ruwet. Misalnya, ramuan merpati itu memformat ulang DNA di tingkat molekul. Transformasi fisiknya butuh waktu selama 45 detik.
Selama itu, genom subjek harus dihancurkan dulu agar DNA bisa dirangkai ulang. Apa itu DNA? Apa itu genom? Apa pula serotonin? Mengapa proses transformasi bisa sangat cepat?
Usai menonton, kami sampai mencari tahu apa itu genom dan mengapa ia terkoneksi dengan DNA. Anak-anak tak perlu memahami ini, cukup terpingkal melihat perubahan wujud Lance seperti tergambar dalam trailer.
Yang Luput dari Film Ini
Yang luput dari Spies In Disguise menurut kami, kurang menggali kegilaan tokoh utama selama menjadi merpati. Ada satu babak di mana Lance marah besar saat tubuhnya jadi merpati. Mati-matian ia beradaptasi dengan bentuk barunya hingga emosinya susah stabil. Dalam fase ini, berkali Walter menjelaskan apa saja keunggulan merpati.
Lance berpotensi menjadi lebih “sakti” saat jadi merpati. Mendengar penjelasan ini kami imajinasi kami meliar. Kami membayangkan mendapat suguhan berbeda. Sayangnya, film ini hanya memperlihatkan fase trial and error merpati baru. Lance tak berproses lebih jauh dengan bentuk barunya.
Kesaktian merpati yang dijelaskan detail oleh Walter pun hanya sebatas wacana. Penulis naskah malah menekankan pada pesan klasik bahwa dalam tim yang isinya beberapa kepala, perbedaan tak terelakkan. Kerja sama mutlak dibutuhkan.
Advertisement
Cocok dengan Momen Natal
Akhirnya, Spies in Disguise menjadi animasi dengan pesan moral klasik. Sisi positifnya, dua tokoh utama film ini sama-sama berproses. Lance belajar dari rekannya. Sang rekan mencapai mimpi dengan menjadi diri sendiri. Dirilis berbareng dengan libur Natal 25 Desember, tema Spies in Disguise terasa cocok dengan momennya.
Tanpa embel-embel ornamen Natal, film ini mengingatkan elemen dasar Natal yakni kasih, pengampunan, dan memberi kesempatan bagi mereka yang salah jalan. Jika tak ke mana-mana, Anda bisa menjadikan Spies in Disguise hiburan alternatif untuk seluruh keluarga.
Pengisi suara: Will Smith, Tom Holland, Rashida Jomes, Ben Mendelsohn, Reba McEntire, Rachel Brosnahan, Karen Gillan, DJ Khalid, Masi Oka
Produser: Peter Chernin, Jenno Topping, Michael J. Travers
Sutradara: Troy Quane, Nick Bruno
Penulis: Brad Copeland, Lloyd Taylor
Produksi: Blue Sky Studios, 20th Century Fox Animation, Chernin Entertainment
Durasi: 1 jam, 42 menit