Liputan6.com, Jakarta FTV SCTV kali ini tentang Satya, seorang manajer di sebuah bank dihebohkan kedatangan Nenek Munaroh, neneknya dengan dandanan penyanyi dangdut dari kampung. Saat muda dulu, Nenek Munaroh memang bercita-cita menjadi penyanyi dangdut tapi karena suaranya pas-pasan akhirnya Nenek Munaroh hanya bisa bergaya penyanyi dangdut saja.
Kisah FTV SCTV terus berlanjut. Kedatangan Nenek Munaroh ke Jakarta untuk menjaga Satya setelah kematian papa mama Satya. Tapi yang ada kebalikannya, Satya selalu saja disibukkan oleh sang nenek. Jadi Satya dan Nenek Munaroh selalu ribut. Sikap nenek benar-benar membuat Satya kewalahan.
Advertisement
Baca Juga
Kadang nenek cerewet sama penampilan Satya, suka berdendang ala penyanyi dangdut dan juga suka sakit-sakitan seperti rematik kambuh. Puncaknya nenek menelpon Satya padahal Satya sedang dalam meeting penting. Nenek Munaroh minta Satya pulang saat itu juga karena ada hal yang sangat urgent. Satya akhirnya izin sama atasannya untuk pulang karena ada urusan urgent. Atasan Satya mengizinkan dengan terpaksa.
Bagaimana FTV SCTV ini selanjutnya?
Â
Penjual Es Kelapa Muda
Sementara itu ada Puti, seorang penjual es kelapa muda, yang menjajakan es kelapa mudanya dengan lemas lantaran masih kepikiran Rexy, tunangannya yang baru meninggal sebulan lalu. Puti terus melamun membawa mobil baknya, hingga tidak sadar mobilnya melaju ke lajur lawan arah.
Dari arah lain, mobil Satya melaju kencang terburu-buru pulang ke rumah kepikiran neneknya. Satya melihat mobil bak es kelapa muda masuk ke jalurnya. Lamunan Puti buyar ketika klakson mobil Satya terus berbunyi.
Puti dan Satya membanting setir mobil. Untungnya tidak terjadi kecelakaan saat itu. Satya turun mobil mendatangi mobil bak Puti. Satya marah-marah kepada Puti. Puti yang merasa salah hanya bisa minta maaf. Satya pun kembali melajukan mobilnya karena teringat neneknya.
Tidak lama Puti mendapat telpon dari Pak Johan, calon mertuanya untuk datang ke rumahnya karena ada yang mau dibicarakan. Puti pun pergi ke rumah Pak Johan meskipun dengan setengah hati.
Â
Advertisement