Sukses

Wrinkles The Clown: Kisah Nyata Badut Muka Keriput, Tugasnya Meneror Anak-anak Nakal

Wrinkles The Clown adalah badut bermuka keriput, matanya lebar dan hitam seluruhnya. Ia gemar meneror anak-anak yang bandel.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi yang bertanya-tanya siapa Wrinkles The Clown, dia tokoh nyata yang tinggal dalam sebuah mobil fan putih di Florida, Amerika Serikat. Wrinkles The Clown membuka jasa menakut-nakuti anak yang nakal di kota itu dengan permintaan orang tua yang bersangkutan.

Wrinkles The Clown dikenal masyarakat Florida lewat stiker bergambar wajah badut berikut nomor kontak yang tertera di situ. Pada 2015, Wrinkles The Clown viral setelah video ia muncul dari kolong ranjang anak kecil yang sedang terlelap beredar di jagat maya.

Badut itu seperti hendak menculik si bocah. Sebelum melancarkan aksinya, Wrinkles The Clown mematikan kamera CCTV di kamar anak itu. Empat tahun berselang, Wrinkles The Clown diangkat ke layar lebar oleh sineas Michael Beach Nichols.

2 dari 7 halaman

Demi Uang 30 Dolar AS

Wrinkles The Clown merupakan film dokumenter yang menempatkan sang badut sebagai pemeran utama. Wrinkles The Clown rupanya pria paruh baya bernama D. B. Lambert. Ia membuka jasa menakut-nakuti anak nakal. Usai menciptakan efek takut, ia dibayar orang tua si bocah sebesar 30 dolar AS.

Ia lantas menjadi cerita urban. Orang tua, remaja, bahkan anak-anak meneleponnya dengan berbagai alasan. Dari minta tolong menggertak anak nakal hingga sekadar memastikan bahwa Wrinkles The Clown bukan tokoh fiktif. Fenomena Wrinkles The Clown dibahas para pakar.

Penulis dan pengamat sosial Trevor J. Blank membandingkan Wrinkles The Clown dengan cerita urban yang lebih dulu populer seperti Mary Bloody, Midnight Man, atau Devil in the Mirror. Ia juga dibandingkan dengan sejumlah badut jahat seperti Joker, Killer Clowns, hingga kisah nyata John Wayne Gacy, pembunuh berantai yang menggemparkan AS lantaran ada 27 jenazah di rumah hingga rubanah kediamannya.

Profesor dari Universitas Southern Methodist, AS, George Holden, ikut membahas Wrinkles The Clown. Ia mengingatkan orang tua yang menggunakan jasa Sang Badut Keriput. Menakut-nakuti anak bisa memicu trauma yang membayangi mereka hingga dewasa.

3 dari 7 halaman

Pada Malam Yang Kelam...

Kesan pertama menonton film ini, sinematografinya yang sangat mengindahkan unsur estetika. Tak hanya membuntuti keseharian Pak Badut, sineas Minchael menjabarkan dalam gambar bagaimana sosok ini mestinya dikuntit. Pada 40 menit pertama, wajah Lambert tak terlihat.

Kita hanya melihat bagian dagu dan sekitar kupingnya yang berjenggot. Menit berikutnya, kita mendapati kakinya yang mulus di usia senja. Lalu perutnya yang buncit, kepala botaknya, termasuk seluruhan tubuh tampak belakang.

Baru terkuak wajah aslinya setelah berkali-kali melihatnya bekerja, makan, rebahan, dan meniup balon. Aktivitasnya sehari-hari dibingkai dalam berbagai sudut pandang kamera. Kita melihat Pak Lambert berada di bawah lampu jalanan pada malam hari yang kelam.

4 dari 7 halaman

Melukis dengan Darah di Tembok

Ini membuat kesan seram mengental apalagi adegan berikutnya memperlihatkan keseharian tanpa tahu seperti apa wajahnya. Berikutnya, Michael mewujudkan sejumlah kemungkinan dalam gambar.

Bagaimana jika Wrinkles ternyata gemar menculik anak, membunuhnya, lalu membuat lukisan di tembok dengan darah korban? Bagaimana jika ia punya “ritual” membasuh wajah keriputnya dengan darah bocah tak berdosa? Termasuk memvisualkan imajinasi bocah yang ingin mengajak Wrinkles The Clown berdiri di tepi sungai yang penuhi buaya kemudian mendorongnya.

5 dari 7 halaman

Topeng Itu Terbakar

Gambar puitis lainnya, saat topeng Wrinkles The Clown dijadikan mainan anak-anak, terbakar, dan kostum badut yang tergantung di pintu. Film dokumenter biasanya sulit dinikmati, menjemukan, dan kameranya dinamis mengikuti subjek sekaligus objek sehingga bikin puyeng.

Michael Beach Nichols dibantu Christopher K. Walker tak sepenuhnya memenuhi kaidah ini. Sesekali membiarkan adegan senyap dan statis tak masalah. Sesekali mengeksekusi imajinasi narasumber tidak diharamkan. Justru inilah yang membuat Wrinkles The Clown terasa kaya.

6 dari 7 halaman

Teringat Badut Pennywise Film It

Kekayaan lain tentu saja narasumber dengan beragam latar belakang dari penulis, akademisi, ibu-ibu yang anaknya dablek, hingga anak-anak yang jadi korban. Anak-anak ini pun punya sudut pandang beragam.

Ada yang takut, ada yang mengidolakan badut, bahkan menjadikan badut itu sebagai “panutan” untuk merayakan Halloween. Mewujudkan imajinasi narasumber termasuk mengeksekusi ulang sebuah cerita mengurangi derajat keaslian sebuah peristiwa.

Namun, bagi kami, ini penting untuk mengingatkan kembali betapa Wrinkles The Clown fenomena langka. Kita seperti melihat sosok badut Pennywise dalam film It di kehidupan nyata. Tentu saja, ia tak sejahat dalam kisah fiksi Stephen Kings yang legendaris itu.

7 dari 7 halaman

Sang Badut Melanjutkan Hidup

Bagaimanapun, ia manusia yang mau tak mau harus bertahan sembari melanjutkan hidup. Di tangan Michael Beach Nichols dan Christopher K. Walker kita tenggelam dalam sensasi seram dan sesekali tertawa melihat aksi para bocah.

Di menit lain, kita sadar bahwa ketakutan itu membuat seorang veteran mampu bertahan di tengah bengisnya dunia. Anda mungkin bertanya-tanya, bagaimana mau menonton lha wong semua bioskop tutup karena wabah Corona Covid-19?

Tenang, film ini bisa diakses lewat aplikasi KlikFilm yang dipayungi Falcon Pictures. Anda bisa mengunduh aplikasi KlikFilm di App Store maupun PlayStore. Wrinkles The Clown hanyalah satu dari sekian banyak koleksi KlikFilm. Per bulan akan hadir 6 hingga 8 film anyar di KlikFilm. 

 

Pemain            : Christopher Barcia, Trevor J. Blank, Andrew Caldwell, Goerge Holden, D. B. Lambert, Ken Miller, Sean Whitaker, Jarrett Wideman

Produser          : Jennie Bedusa, Mike Dill, Jon Lullo, Lowell Shapiro, Brendan Walter

Sutradara         : Michael Beach Nichols

Penulis            : Michael Beach Nichols, Christopher K. Walker

Produksi          : Crash Pictures, Topic Studios, No Wather Productions

Durasi             : 1 jam, 15 menit