Liputan6.com, Jakarta Glenn Fredly berpulang pada Rabu (8/4/2020) petang di Jakarta setelah beberapa minggu berjuang melawan penyakit meningitis. Glenn Fredly meninggalkan seorang istri, yakni Mutia Ayu, dan bayi perempuan bernama, Gewa Atlanta Syamayim Latuihamallo, yang usianya baru 40 hari.
Tak hanya melahirkan banyak hit besar selama berkarier, Glenn Fredly mewariskan sejumlah karya untuk film Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Selain menulis lagu tema, rupanya Glenn Fredly pernah menjadi aktor dan produser sejumlah film. Beberapa di antaranya diganjar Piala Citra di ajang Festival Film Indonesia.
Kamis (9/4/2020), Glenn Fredly telah dikebumikan di TPU Jeruk Purut Jakarta Selatan. Fisiknya tak lagi terlihat. Namun karyanya abadi. Showbiz Liputan6.com merilis 6 rekam jejak Glenn Fredly di layar lebar Indonesia.
1. Cinta Silver (2005)
Cinta Silver karya sineas Lance menantang Glenn Fredly menulis sejumlah lagu berdasarkan cerita yang dimainkan Luna Maya, Restu Sinaga, dan Christian Sugiono. Musisi kelahiran Jakarta, 30 September 1975 ini menjawabnya dengan album berisi 12 lagu.
Dua hit besar yang muncul dari album rilisan Sony Music ini, “You Are My Everything” dan “Kisah Romantis.” Filmnya gagal mencetak box office, albumnya justru nendang di pasar.
Advertisement
2. Tanda Tanya (2011)
Salah satu mahakarya Hanung Bramantyo. Tanda Tanya adalah refleksi keragaman agama, suku, bahasa, dan budaya di Indonesia. Dalam film ini, Glenn Fredly memerankan Doni. Ia beradu akting dengan Agus Kuncara.
Tanda Tanya meraih 10 nominasi Piala Citra di FFI 2011 termasuk Film Terbaik. Ia membawa pulang satu piala kategori Sinematografi Terbaik. Tak hanya gemilang di ajang festival, Tanda Tanya menyerap 550 ribu penonton lebih sekaligus menjadi film terlaris keenam pada tahunnya.
3. Rectoverso (2013)
Glenn Fredly membawakan lagu tema Rectoverso berjudul “Malaikat Juga Tahu.” Penulisnya, Dewi Lestari, punya kenangan tersendiri soal lagu ini. Glenn mengubah liriknya dari “melarangku pergi” menjadi “relakan kupergi.” Ini diprotes Dewi karena mengubah makna dan pendengar jadi hafal lirik yang salah.
“Dari titik ini, titik di mana Kaka Glenn selamanya pergi, saya bersyukur akan sebaris lirik yang berbeda itu. Ibarat retak yang memberikan karakter abadi kepada vas porselen. Baris yang Kaka nyanyikan menjadi ciri tersendiri bagi lagu Malaikat Juga Tahu versi Kaka. Menjadi memori tak terlupakan bagi saya. Menjadi penanda unik dalam relasi kita,” tulis Dewi Lestari di Instagram, Rabu (8/4/2020) malam.
Advertisement
4. Cahaya Dari Timur: Beta Maluku (2014)
Karya Angga Dwimas Sasongko ini menempatkan Glenn Fredly sebagai produser sekaligus pemeran pendukung. Cahaya Dari Timur: Beta Maluku adalah warisan terbaik sang biduan.
Film ini membawa pulang Piala Citra Pemeran Utama Pria Terbaik (Chicco Jerikho) dan Film Terbaik buat Glenn Fredly. Lagu “Tinggikan” karya Glenn Fredly diganjar Lagu Tema Terpilih Piala Maya di tahun yang sama.
5. Filosofi Kopi The Movie (2015)
Filosofi Kopi The Movie adalah warisan Glenn Fredly berikutnya yang diganjar Piala Citra. Meraih 5 nominasi, karya Angga Dwimas Sasongko ini membawa pulang 2 Piala Citra untuk Penulis Skenario Adaptasi dan Penyunting Gambar Terbaik.
Film ini bercerita persahabatan Ben (Chicco Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto) yang mendirikan kedai kopi. “Kamu kakak terbaik yang Tuhan kasih untuk saya. Berkarya, bergerak bersamamu adalah pengalaman terbaik dalam hidupku,” Angga menggambarkan kerja samanya dengan Glenn di Instagram.
Advertisement
6. Twivortiare (2019)
Hingga artikel ini disusun, inilah peninggalan terakhir Glenn Fredly di layar lebar. Lagu “Kembali Ke Awal” menghiasi film Twivortiare yang dibintangi Reza Rahadian dan Raihaanun. Sejumlah pemerhati film menyebut “Kembali Ke Awal” salah satu soundtrack terbaik tahun lalu.
Penulis novel Twivortiare, Ika Natassa, mengingat, “Here's a story behind the song: Glenn bahkan enggak menulis itu untuk #Twivortiare, tapi untuk albumnya dari hasil perenungannya. Lalu saat kami minta Glenn mengisi soundtrack, lagu yang belum dirilis ini, kok bisa berjodoh banget dengan ceritanya. Maka jadilah.” Itulah jodoh.