Liputan6.com, Jakarta - Chef Arnold Poernomo semakin populer di jagat maya. Di Twitter misalnya, cuitan maupun unggahan fotonya selalu direspons ratusan hingga ribuan warganet.
Sejak pemerintah menerapkan gerakan social distancing dan kampanye Di Rumah Aja, chef Arnold Poernomo rajin mencuit. Cuitannya bervariasi, dari berbagi resep masakan, mempromosikan restorannya, hingga meladeni celotehan warganet yang budiman.
Advertisement
Baca Juga
Tak jarang, chef Arnold Poernomo mengunggah tangkapan layar pesan langsung (direct message -red) dari warganet lalu dikomentari. Salah satunya, terjadi pada Sabtu (11/4/2020) kemarin.
Soal Contreng Biru
Seorang warganet mempermasalahkan mengapa akun Twitter chef Arnold Poernomo belum diverifikasi oleh Twitter Indonesia alias belum mendapat contreng biru.
Padahal, akun Twitter dua rekan bisnisnya, yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep sudah dicontreng biru. “Sep (chef -red.), followers sudah 812 ribu tapi kok belum centrang biru, yak?” tanya warganet bernama @chataegiluv.
Advertisement
Tak Butuh Contreng Biru
Juru masak kelahiran Surabaya, 18 Agustus 1988, tak kurang akal merespons pertanyaan ini. “Karena saya enggak butuh centang biru. Dia yang butuh saya,” jawabnya.
Unggahan ini dicuit ulang hingga 500 kali dan disukai lebih dari 10 ribu orang. Jawaban chef Arnold direspons sejumlah warganet. “Jangan sombong gitu napa, Keciprat,” cetus seorang warganet.
Butuhnya Centong Nasi
Yang lain mengingatkan, “Sombong amat copet, awas karma centang biru wasapmu.” Sebagai informasi, Keciprat dan Copet adalah kata ganti chef. Ini semacam panggilan sayang untuk Arnold Poernomo.
Warganet lain menduga, yang dibutuhkan chef Arnold Poernomo sebenarnya bukan contreng biru melainkan centong nasi. “Buruhnya centong nasi, yak an, Sep?” selorohnya.
Advertisement
Contreng Biru ala WhatsApp
Di luar dugaan, seorang warganet berinisiatif membuatkan contreng biru untuk akun Twitter chef Arnold Poernomo. “Cep bilang Cep, sudah centang biru nih.”
Rupanya contreng biru buatan warganet ini merujuk pesan WhatsApp yang telah dibaca penerima. “Tidak begitu ya konsepnya, sahabat,” warganet lain mengingatkan.