Liputan6.com, Jakarta Salah satu momen menarik pekan ini terjadi di jagat maya. Cucu salah satu pendiri bangsa, Muhammad Hatta atau Bung Hatta, yakni Gustika Jusuf-Hatta beraktivitas di medsos.
Ia mengomentari langkah Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia (Kominfo) terkait penanganan hoaks seputar wabah Corona Covid-19. Gustika Jusuf-Hatta punya perspektif dalam penanganan hoaks seputar Corona Covid-19.
Advertisement
Perspektif itu dituangkan Gustika Jusuf-Hatta dalam status teks berbahasa Inggris lalu diunggah di situs jejaring sosial Twitter pada Selasa (21/4/2020) malam.
Hoaks Yang Berkembang
“I think Kemkominfo should realise that blocking platforms is not going to get rtid of any new fake news/ hoaxes that might pop up (Saya pikir Kemkominfo mestinya menyadari bahwa mengeblok platform membersihkan kabar bohong/ hoaks yang terus berkembang),” tulis Gustika Jusuf-Hatta sambil mencuit ulang headline akun sebuah media.
Advertisement
Berada Dalam Ketidaktahuan
Gustika Jusuf-Hatta melanjutkan, “A better step is for the government to be more communicative with their citizens because we’re tired of being kept in the dark (Langkah lebih baik bagi pemerintah, yakni lebih komunikatif kepada masyarakat karena kami lelah berada dalam ketidaktahuan.”
Pendapat ini disampaikan Gustika Jusuf-Hatta merespons judul berita “Hoaks Corona Bertambah, Kominfo Rencanakan Blokir Platform Digital.” Pendapat ini dicuit ulang lebih dari 600 kali dan direspons warganet.
Bung Hatta Marah Pakai Bahasa Belanda
Salah satunya ada yang mengkritik Gustika Jusuf-Hatta karena mencuit pakai bahasa Inggris. “Pakai bahasa indo aja sih ngetwitnya.. anda kan cucu proklamator.. harusnya lbh bangga bernahasa Indonesia,” sahut seorang warganet.
Ocehan ini tampaknya membuat Gustika Jusuf-Hatta terusik. Ia lantas membalas dengan jawaban menohok yang membuat si pengkritik mingkem. “Maaf saya enggak bisa Bahasa ‘indo.’ Tapi ngomong-ngomong, kakek saya yang proklamator bisa empat bahasa asing jadi santai saja. Dia kalau ngomel juga pakai Bahasa Belanda, bukan Bahasa Indonesia. So, up yours,” jawab Gustika Jusuf-Hatta.
Advertisement
Nasionalisme dan Bahasa
Pernyataan ini menyita perhatian warganet. “Jadi ngebayangin Bung Hatta yang adem, tenang, dan kelihatan sabar gitu ngomelnya gimana, ya?” cetus seorang warganet.
Yang lain menambahkan, “Nasionalisme kok selalu dikaitkan dengan pilihan bahasa.” Ada pula yang menyukai cara Gustika merespons kritik. “Aku suka ini, merendah untuk memaki,” ujar seorang warganet.