Sukses

6 Potret Yuni Shara Pakai Kebaya, Dibilang Cantiknya Enggak Santai dan Memanipulasi Umur

Yuni Shara kembali menuai pujian publik usai mengenakan kebaya di Hari Kartini. Kecantikannya kembali disorot.

Liputan6.com, Jakarta -Dengan menolong diri sendiri akan dapat menolong orang lain dengan lebih sempurna,” tulis Yuni Shara menyertai fotonya mengenakan kebaya putih motif bunga. Foto itu diunggah Yuni Shara bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, Selasa (21/4/2020) kemarin.

Yuni Shara mengingatkan, “Dalam kondisi yang tidak biasa ini, saya ingin mengucapkan Selamat Hari Kartini kepada perempuan-perempuan hebat di seluruh Nusantara.” Lebih dari 33 ribu warganet menyukai foto ini.

Dan lagi-lagi, warganet salah fokus pada kecantikan penyanyi kelahiran Batu, Malang, 3 Juni 1972. Ini bukan kali pertama Yuni Shara mengunggah foto berkebaya. Showbiz Liputan6.com kali ini mengajak Anda mengilas balik kecantikan Yuni Shara dalam balutan kebaya dan kain jarit. Simaklah.

 

2 dari 7 halaman

1. Cantik Level Enggak Santai

Tampil dengan kebaya brokat hijau pupus sebenarnya pilihan berisiko. Apalagi, selendang yang jadi ikat pinggangnya oranye. Tapi ini Yuni Shara. Sadar penampilannya berpotensi meriah, ia membiarkan rambut hitam lurusnya tergerai, tanpa kalung, dan anting menjuntai. Bahkan tak terlihat cincin.

Hasilnya, penampilan Yuni Shara malah terkesan simpel, elegan, dan sukses memanipulasi umur. Kayak gadis Bali. “Cantiknya enggak santai kamu, Bun,” protes seorang warganet di kolom komentar. “Begitulah kalau sudah cantik dari lahir,” ujar yang lain, pasrah.

3 dari 7 halaman

2. Satu Kebaya, Dua Kecupan

Cinta merupakan lingkaran cahaya tanpa awal dan akhir,” begitu Yuni Shara mengutip ujaran sastrawan Kahlil Gibran untuk keterangan fotonya dengan kedua buah hati yang kini remaja. Yuni Shara mengenakan kebaya hitam polos dengan bros warna emas di dada.

Kedua putra Yuni Shara, Cavin Obrient Salomo Siahaan dan Cello Obient Siahaan, yang memakai beskap hitam mengecup pipinya. Foto keluarga yang sweet banget ini diunggah Yuni Shara pada 14 Februari 2019, bertepatan dengan Hari Kasih Sayang.

 

4 dari 7 halaman

3. Pose dengan Ani Yudhoyono

Hitam, selamanya menjadi pilihan aman bagi Anda yang enggan bermain warna. Selain membangun kesan langsing dan formal, ia cocok dipadukan dengan warga apa saja. Makin terasa formal lantaran pelantun “Mengapa Tiada Maaf” memadukan kebaya hitam dengan kain jarit motif parang.

Pesona Yuni Shara mengimbangi aura mendiang Ani Yudhoyono dalam perayaan ulang tahun Susilo Bambang Yudhoyono. Satu kata untuk ketiganya, berkelas!

 

5 dari 7 halaman

4. Tak Selamanya Main Aman

Tak selamanya Yuni Shara main warna aman saat berkebaya. Menghadiri pernikahan adiknya, Kartika Sari, November 2019, ia tampil cetar dengan kebaya warna perunggu kecokelatan dengan detail mengilat.

Kebaya itu dipadukan dengan kain jarik cokelat muda dan selendang pink keunguan. Sepintas terkesan hore banget tapi Yuni Shara selalu punya siasat. Leher dibiarkan sepi tanpa kalung, kondenya tanpa tusuk emas. Hanya cincin di jemari. Walhasil, tetap oke, kok!

 

6 dari 7 halaman

5. Bahan Brokat Gaya Memikat

Buat yang ogah berkebaya dengan dalih takut kelihatan kayak mak-mak, contek gaya kakak kandung Krisdayanti ini. Ia mengenakan kebaya Kartini modern dengan bahan brokat ungu pudar motif floral berbentuk huruf A.

Potongan pada bagian bawah sengaja dibuat asimetris buat mempertegas kesan dinamis, kasual, tapi cocok juga dipakai di acara formal. Penampilan Yuni Shara makin cling dengan riasan natural. Dan hei, sekadar mengingatkan, umurnya 47 tahun, lo. Kerasa enggak?

 

7 dari 7 halaman

6. Sensasi Klasik Tetap Menarik

Sensasi klasik seketika menyengat tatkala Yuni Shara berkebaya hitam dengan motif tangkai kembang dengan kelopak hijau dan mahkota merah. Makin klasik karena ia mengenakan sari konde khas Nusantara dan selendang merah yang diikat longgar.

Lewat kostum ini, Yuni Shara mengirim pesan agar perempuan Indonesia tak lupa pada akar budaya dan para leluhur bangsa. Tengok status teksnya, “Putri Batu. Cucu Eyang Kaboel Hadimulyo, sesepuh kota Batu, pendiri PMI pertama di Batu, tahun 1972.” Masih ingatkah Anda pada leluhur?