Liputan6.com, Jakarta Yang ramai dibahas warganet pekan ini, pertemuan Najwa Shihab dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, pada 21 April 2020. Sesi wawancara Najwa Shihab dan Presiden Jokowi kali ini membahas penanganan wabah Corona Covid-19 di Tanah Air.
Dalam sebuah sesi, Najwa Shihab mengutip pernyataan Jusuf Kalla yang menyebut pemerintah terkesan lamban dalam menangani wabah. Belum lagi, pernyataan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Terawan Agus Putranto, saat wabah bermula, yang terkesan menggampangkan.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip perkataan Terawan, Najwa Shihab berujar, “Ini flu biasa akan sembuh sendiri. Jadi ada kesan menganggap ini bukan masalah serius. Apakah betul kesan itu?”
Tak Mau Grusa-grusu
Mendengar pernyataan Najwa Shihab, Presiden Jokowi tak tinggal diam. “Ini virus berbahaya sangat berbahaya tetapi bisa dicegah dan dihindari. Tapi kita tidak ingin membuat kebijakan itu dengan cara grusa-grusu yang ini dinilai oleh publik lamban di situ,” jawab Jokowi.
Dalam rekaman wawancara yang diunggah di kanal YouTube Mata Najwa, Kamis (23/4/2020) siang, Jokowi menyayangkan, upaya pemerintah dalam membuat publik tenang tidak dilihat sebagai sebuah keputusan.
Advertisement
Jauh dari Kata Memuaskan
“Kemudian di awal laboratorium Kementerian Kesehatan diragukan enggak bisa untuk tes PCR, di awal kan begitu. Padahal kita sudah coba bolak-balik. Banyak ahli bilang itu tidak layak untuk melakukan uji PCR. Jangan seperti itulah,” Jokowi menyesalkan.
Nyaris tanpa jeda, Najwa Shihab melontarkan pertanyaan menohok kepada RI-1. Najwa Shihab bilang, banyak yang menginginkan Terawan mundur karena kinerjanya jauh dari kata memuaskan.
Setiap Keputusan, Ada Risiko
“To the point Pak Jokowi, bagaimana penilaian Bapak atas kinerja Meneteri Kesehatan?” tanya presenter kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 16 September 1977. Ia menekankan, “Penilaian berbeda-beda. Yang ingin saya tanyakan, penilaian Bapak Presiden atas anak buahnya.”
Jawaban Jokowi di luar dugaan. “Tidak ada yang sempurna di dunia ini, tidak ada yang sempurna. Jadi kalau ada yang mengatakan, masyarakat ada yang kecewa itu wajar. Wajar setiap pekerjaan ada yang menilai, setiap keputusan ada risikonya,” ia berpendapat.
Advertisement
Bekerja Sangat Keras
Jokowi mengingatkan, yang ditangani Menteri Kesehatan Republik Indonesia bukan hanya wabah Corona Covid-19. “Yang ditangani Menteri Kesehatan itu kan juga bukan hanya urusan Covid. Ada juga yang lain misalnya demam berdarah yang juga baru ramai di beberapa provinsi,” papar Jokowi, panjang.
Urusan wabah Corona, ditangani Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 yang dikepalai Doni Monardo. “Dan saya melihat dokter Terawan sudah bekerja sangat keras,” Jokowi mengakhiri.