Liputan6.com, Jakarta - Anda yang dibesarkan di era 1990-an, tentu ingat serial White Snake Legend yang tayang saban Selasa di SCTV. Kalau tak salah ingat, hadir pada jam 19.30 selama 60 menit dilanjutkan sinetron Jodoh. Kisah White Snake Legend digerakkan oleh adik beradik yakni Bai Su Zhen dan si ular hijau, Xiao Qing.
Bai Su Zhen jatuh cinta pada laki-laki bernama Han Wen, mereka berumah tangga dan membuka toko obat. Kisah cinta terlarang ini melibatkan biksu Fa Hai. Salah satu adegan menyentuh terjadi kala Bai Su Zhen menjalani hukuman di sebuah pagoda.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa kali diangkat ke layar lebar, kini White Snake kembali, kali ini dalam format film animasi. Ada sejumlah perbedaan antara White Snake layar kaca era 1990-an dengan versi animasinya. Seperti apa?
Blanca Dan Verta
Kisah ini dimulai kala Blanca (Stephanie) diutus Ratu Ular (Karen) untuk menghabisi Dark General (James) yang mengumpulkan sihir hitam dengan menyerap esensi makhluk hidup. Dikhawatirkan, Dark General mencapai kekuatan tak terbatas untuk disalahgunakan. Blanca dibekali tusuk konde bertuah.
Tiba di istana, Blanca menyelinap hingga di depan kamar Dark General. Nahas, aksinya ketahuan. Dalam pelarian, Blanca jatuh ke sungai. Ia diselamatkan Ah Xuan (Paul), salah satu warga Desa Penangkap Ular bersama anjingnya, Dudou (Matthew). Interaksi yang hangat membuat keduanya jatuh hati.
Berhari-hari tak ada kabar, Ratu Ular curiga Blanca berkhianat. Si ular hijau, Verta (Vivian), membela bahkan menjamin Blanca tak berubah setia. Verta mencari Blanca. Sebelum pergi, Ratu Ular membenamkan Sisik Kematian Membara ke tubuhnya.
Advertisement
Kenangan 500 Tahun Sebelumnya
Jika dalam 3 hari tak ada hasil, maka sisik akan meracuni dan menghabisi nyawa Verta. Ratu Ular tak 100 persen percaya Verta. Diam-diam ia mengutus Chang Pang (Kaiji). Di sisi lain, prajurit Dark General terus melacak keberadaan Blanca. Mereka menemukan petunjuk yang mengarah ke Ah Xuan.
Film dibuka dengan interaksi ular putih dan hijau di sebuah telaga tentang upaya menembus keabadian yang berujung kenangan 500 tahun sebelumnya. Cerita pertemanan yang teruji waktu itu berubah warna menjadi tema ambisi, hasrat, cinta, dan kebaikan yang mestinya tak pandang bulu.
Setengah jam pertama menyaksikan White Snake terasa sekali bedanya dengan seri televisi. Pertama, nama karakter beda. Hubungan antartokoh pun tak sama. Ular putih dalam White Snake berstatus adik si ular hijau. Tokoh Han Wen yang penuh pengorbanan mewujud dalam diri Ah Xuan. Entah di mana Fa Hai sang biksu.
Perbedaan dengan Serial Televisi
Sejumlah tempat ikonis seperti toko obat dan pagoda juga tak ada. Yang sama antara animasi dan serial televisi yakni, esensi film tentang cinta tak memandang perbedaan dan kebaikan bisa datang dari mana saja. Kesamaan lain, intro lagu penutup serial White Snake Legend muncul di tengah film.
Ini semacam tribut. Dinyanyikan oleh nelayan yang mengantar Ah Xuan dan Blanca menuju bengkel Yong Zhou. Belum sempat melafalkan lirik, Ah Xuan menyela dengan lagu baru. Unsur nostaligia seketika terputus. Yang dinyanyikan Ah Xuan bukan sembarang lagu.
Advertisement
Nyanyian dan Tema Universal
Penggalan liriknya berbunyi, “Matahari di atas, terbenam di balik perbukitan. Terbit semaunya tak ada keemasan saat itu bersinar. Kehidupan ini berjalan, berlalu… itu merupakan impian.” Lagu ini akan jadi kunci di adegan klimaks yang membuat air mata menetes dan napas tertahan.
White Snake film animasi dengan tema universal. Selain pengorbanan, ia berbicara tentang yang terlemah pun bisa berkontrobusi di masa krisis bahkan memimpin sebuah pergerakan. Wujud atau rupa tidaklah penting.
Yang bentuknya manusia seutuhnya bisa kesetanan akibat gagal menguasai diri. Yang berwujud iblis justru bisa memperlihatkan sisi kemanusiaan yang sejati. Inilah nyawa Legenda Ular Putih dari era 1990-an di SCTV hingga kini.
Menarik dan Terkonsep
Ada beberapa adegan yang bikin deg-degan untuk ukuran animasi. Misalnya, adegan ciuman dan (maaf) bercinta. Untungnya ciuman ditampilkan dengan sangat elegan, jauh dari kesan vulgar. Begitu pula adegan memadu kasih tersamar oleh interior lalu dipersonifikasikan dalam wujud bara api.
Penceritaan film ini rapi. Pewarnaannya menarik dan terkonsep. Dari warna baju, pepohonan, suasana alam, dan hiruk pikuk desa berikut warganya yang melarat. Kemiskinan dan ratusan siluman mengerikan yang muncul di film ini tak lantas membuat kisah Ular Putih menjadi berat sekaligus muram. Dialognya tak receh dan urakan. Tetap kaya akan filosofi sementara kelucuan dibangun dari situasi dan interaksi antarkarakter.
Advertisement
Ciptakan Dunia Sendiri
White Snake versi animasi tampaknya ingin berdiri sendiri, membangun dunia kecilnya secara mandiri, lepas dari bayang-bayang para pendahulunya yang menyapa khalayak dengan format beragam. Ndilalah, usaha membangun dunia sendiri ini terbilang berhasil. Hasil akhirnya apik.
White Snake memenangkan sejumlah penghargaan di antaranya di China Critics Association Awards dan Chinese American Film Festival. Di Indonesia, film ini bisa Anda saksikan lewat aplikasi KlikFilm. Aplikasi KlikFilm bisa Anda unduh via IOS, Google Play Store, atau mengunjungi situs resminya.
Pengisi suara: Stephanie Sheh, Vivian Lu, James Sie, Matthew Mov, Kaiji Tang, Karen Huie, Paul Yen
Produser: Di Cui, Michael Sinterniklaas, Stephanie Sheh
Sutradara: Amp Wong, Ji Zhao
Penulis: Damao
Produksi: Light Chaser Animation Studios, Warner Bros.
Durasi: 1 jam, 39 menit