Sukses

Blood Quantum: Bangkitnya Mayat Hidup Haus Darah, Incar Manusia Yang Tersisa

Satu lagi film tentang zombi alias mayat hidup. Blood Quantum karya Jeff Barnaby ini punya latar unik. Seperti apa?

Liputan6.com, Jakarta Ada kalanya Anda bosan dan butuh film yang menghibur, titik. Tipe film berdurasi tak lebih dari 120 menit, alur simpel, tempo bergegas, dengan akhir suka-suka. Jika itu yang Anda butuhkan saat ini, Blood Quantum (mungkin) solusinya.

Blood Quantum dipasarkan di Cannes Film Market Mei tahun lalu. Tak main-main, sesi premier pertama Blood Quantum dihelat di Festival Film Internasional Toronto 2019. Di ajang bergengsi itu, Blood Quantum beroleh gelar second runner-up People Choice Award dalam sesi Midnight Madness.

Sehangat itu sambutan publik festival untuk Blood Quantum. Lantas seperti apa keseluruhan konten film ini? Rupanya cerita Blood Quantum berlatar suaka Indian Red Crow pada tahun 1981.

2 dari 7 halaman

Ikan Salmon Hidup Lagi

Gigisu (Stonehorse) yang tengah panen ikan salmon syok berat. Ikan-ikan yang telah mati dan isi perutnya dikeluarkan hidup lagi. Ia menghubungi putranya, Traylor (Michele). Keduanya lantas membakar ikan-ikan itu termasuk anjing yang mendadak hidup lagi.

Di waktu berbeda, Traylor dikabari istrinya, Joss (Elle) bahwa anak mereka, Joseph (Forest) ditangkap polisi. Penyebabnya, mabuk, memanjat jembatan lalu (maaf) buang air besar dari ketinggian. Di dalam penjara terjadi peristiwa mengerikan.

Napi yang satu sel dengan Joseph muntah darah, tewas, hidup lagi, lalu jadi beringas. Mereka yang hidup lagi menjadi zombi. Siapapun yang digigit zombi terinfeksi lalu menjadi zombi baru haus darah. Enam bulan berselang, infeksi zombi memaksa para penyintas menjalani “the new normal.”

Traylor, Joss, dan kawan-kawan mebentuk koloni khusus untuk penyintas. Joseph diketahui menghamili Charlie (Olivia). Ada lagi kakak tiri Joseph, Lysol (Kiowa) dan kekasihnya, James (Devery Jacobs) yang mencandu kokaina. Konflik horizontal di antara mereka membuat kondisi memburuk.

 

3 dari 7 halaman

Tunduk Pada Aturan Zombi

Blood Quantum tunduk pada aturan mendasar soal film zombi. Film bertema mayat hidup, selalu menampilkan faktor pencetus, infeksi, zombi, penyintas, dan permukiman manusia (yang kemudian diserang mereka yang terinfeksi).

Dari sini cerita dijalin tentu dengan bumbu universal seperti topik orang tua dan anak, percintaan, plus pengorbanan. Romantika macam ini kita temukan dari World War Z, Train To Busan, Resident Evil, hingga film ugal-ugalan ala Zombieland sekalipun. Blood Quantum menembalkan citra itu.

Yang membedakan Blood Quantum dari film zombi lain, latar belakang cerita soal suku Indian dan para pendatang. Cerita bergulir berdasarkan pepatah kuno. Isinya kurang lebih, peringatan untuk tidak membuat perjanjian dengan penduduk suatu negeri yang dituju agar tak menyebabkan kehancuran.

Runtuhkan altar pemujaan mereka dan batu-batu yang dianggap suci oleh mereka. Nasihat klasik ini juga melarang kawin campur, yakni menjodohkan putra pendatang dengan putri penduduk asli. Jika ini terjadi maka putri mereka akan memengaruhi para putra pendatang untuk berbuat serupa.

 

4 dari 7 halaman

Nasihat Soal Kawin Campur

Nasihat ini mengingatkan kita pada pesan Sang Khalik kepada bani Israel lewat Nabi Musa, yang tercantum dalam Ulangan 7: 3-4. Ada semburat pesan agama dalam film zombi ini namun tak lantas menjadi preachy atau mengotbahi penonton.

Pada dasarnya, sineas Jeff Banarby tak menggambarkan bagaimana perjanjian dengan penduduk suatu negeri itu dibuat dan mengapa itu bisa terjadi. Jeff mengemas Blood Quantum menjadi sajian hiburan. Titik.

Maka sejak menit awal ia memaparkan dampak dan bagaimana kehadiran zombi menekan populasi manusia. Lalu memaksa makhluk paling cerdas beradaptasi dalam situasi kritis. Sesimpel itu.

5 dari 7 halaman

Sifat Asli Manusia

Blood Quantum murni membahas bagaimana bertahan hidup termasuk sifat asli manusia yang muncul dalam kondisi genting. Michael Greyeyes tampil apik. Sejak awal pemunculan, penonton dibuat yakin bahwa Traylor karakter yang layak diandalkan sekaligus diharapkan.

Yang juga mencuri perhatian, performa aktor ganteng Kiowa. Fisiknya rupawan, itu satu hal. Namun ia berhasil membangkitkan aura antagonis di balik wajah kerennya. Saat dia muncul di layar, kita langsung keki dan kesal saja.

6 dari 7 halaman

Esensi Bertahan Hidup

Tak sekadar menyebalkan karena perlahan, Jeff Barnaby memperlihatkan latar mengapa Lysol bisa semenjengkelkan itu. Teror digeber pada setengah jam pertama. Darah berceceran dan nyawa seolah dijual murah. Memasuki paruh kedua hingga akhir film, barulah interaksi antartokoh terjalin lebih intens.

Konsekuensinya, unsur drama menguat dan teror sedikit mengendur. Untungnya, mendekati akhir, Jeff mengembalikan esensi bertahan hidup lewat adegan klimaks berbalut konflik keluarga yang mendebarkan. Blood Quantum bukan film njelimet. Dan harap maklum jika sejumlah adegan berdarah termasuk merokok ganja diburamkan.

7 dari 7 halaman

Rekam Jejak Jeff Barnaby

Nama Jeff Barnaby barangkali masih asing di kuping kita. Maklum, sineas berdarah Kanada ini lebih dikenal lewat film pendek seperti The Colony dan From Cherry English. Blood Quantum film panjang keduanya setelah Rhymes for Young Ghouls (2013) yang juga dibintangi Devery Jacobs.

Sementara Michael Greyeyes yang kita kenal lewat serial True Detective telah tampil di lebih dari 50 film maupun drama seri. Aktingnya di Blood Quantum tak perlu diragukan lagi.

Blood Quantum didistribusikan secara internasional lewat layanan streaming Shudder. Di Indonesia, film ini bisa diakses lewat aplikasi KlikFilm yang bisa diunduh via IOS maupun Google Play. Anda juga bisa mengunjungi situs resmi KlikFilm untuk menonton film mencekam ini.

 

 

Pemain: Michael Greyeyes, Elle-Maija Tailfeathers, Forest Goodluck, Kiowa Gordon, Olivia Scriven, Stonehorse Lone Goeman, Devery Jacobs

Produser: John Christou, Robert Vroom

Sutradara: Jeff Barnaby

Penulis: Jeff Barnaby

Produksi: Prospector Films

Durasi: 1 jam, 36 menit

Video Terkini