Liputan6.com, Jakarta Wabah Corona Covid-19 di Tanah Air belum memperlihatkan tanda-tanda mereda. Sejumlah warga yang nekat mudik hingga pasar malam yang dipadati pengunjung disinyalir menjadi faktor pencetus. Beberapa hari sebelum ini terjadi, Reisa Broto Asmoro mewanti-wanti.
Reisa Broto Asmoto mengingatkan kembali tentang jati diri virus Covid-19 alias Corona virus disease 2019. Dalam sesi gelar wicara daring di Jakarta belum lama ini, Reisa Broto Asmoro menyebut virus Corona sebenarnya sudah ada sejak lama. Biasanya menjangkiti binatang.
Advertisement
Baca Juga
Wabah Corona Covid-19 tiba di Indonesia mulai Maret 2020. Hingga artikel ini disusun, jumlah kasus infeksi Covid-19 mencapai 21 ribu dengan angka kematian lebih dari 1.300 jiwa.
Virus Bermutasi
“Sudah ada sejak lama, virus ini kemudian bermutasi menjadi Covid-19 yang paling baru dan ternyata menginfeksi manusia. Ini terbilang kasus baru dan penelitiannya masih sangat terbatas,” terang ibu dua anak ini.
Karenanya, karakteristik penularan virus Corona Covid-19 harus diperhatikan terutama lewat droplet atau percikan cairan yang terciprat saat kita berbicara atau bersin.
Advertisement
Orang Dalam Pemantauan
Dalam kasus Corona Covid-19, kita mengenal sejumlah istilah yang merujuk pada status kesehatan pasien. “Misalnya, ODP alias Orang Dalam Pemantauan. Biasanya mereka mengalami gejala seperti batuk, demam, sesak napas, pusing, nyeri otot, dan kelopak mata cekung,” imbuhnya.
Uniknya, rentetan gejala ini tak bisa disamaratakan. Gejala infeksi Covid-19 bervariasi tergantung pada kondisi atau daya tahan pasien saat itu. Pasien berstatus ODP kemudian menjalani swab test.
Orang Tanpa Gejala
Jika hasilnya positif, ia jadi PDP atau Pasien Dalam Pengawasan. “Biasanya ODP ini punya riwayat kontak dengan PDP tapi belum memperlihatkan gejala. Makanya, ODP diminta mengisolasi diri selama 14 hari karena dua minggu merupakan masa inkubasi virus Corona,” ia memaparkan.
Namun ada yang lebih berbahaya daripada ODP maupun PDP. “Yang lebih berbahaya sebenarnya OTG atau Orang Tanpa Gejala. OTG lebih seram karena tanpa disadari bisa menjadi sumber penularan ketika beraktivitas atau bersosialisasi dengan orang lain,” Reisa Broto Asmoro memperingatkan.
Advertisement
Menjadi Silent Carrier
Karenanya, beraktivitas di rumah saja, social, dan physical distancing menjadi sangat penting. Mengingat, mereka yang tampak bugar dan sehat bisa jadi telah terinfeksi lalu menyebarkannya ke orang lain.
“Penelitian masih terus dikembangkan. Orang yang tampak sehat bisa saja menjadi silent carrier,” seleb kelahiran Malang, Jawa Timur, 18 Desember 1985 ini mengakhiri.