Liputan6.com, Seoul - Salah satu lagu dalam mixtape yang baru dirilis Suga BTS yakni "What Do You Think?", ternyata membuatnya terjerat kontroversi. Masalahnya, lagu solonya ini memuat sample vokal Jim Jones saat berpidato.
Jim Jones adalah pemimpin sekte di Jonestown, Guyana, yang mengajak lebih dari 900 jemaahnya melakukan bunuh diri massal, dengan cara menenggak minuman yang dimasukkan sianida.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari Soompi pada Selasa (2/6/2020), pidato yang dikutip dalam lagu Suga BTS berasal dari tahun 1977.
"Though you are dead, yet you shall live, and he that liveth and believeth shall never die. (Meski kamu meninggal, kamu tetap hidup, dan orang yang hidup dan beriman tak akan pernah mati)," begitu petikan pidato dalam lagu Suga BTS.
Pro Kontra
Dalam pantauan Liputan6.com, kritik terhadap lagu ini di media sosial begitu kencang. Apalagi, tak sedikit yang merasa penyertaan pidato Jim Jones tak nyambung dengan isi lagu Suga.
Dalam "What Do You Think?", Suga menyuarakan komentar kerasnya terhadap haters, sekaligus membanggakan materi dan pencapaian yang ia raih.
Sementara tak sedikit pula penggemar yang berkeras bahwa ada maksud khusus bagi Suga menyertakan pidato ini dalam lagunya. Termasuk mengkritisi Jim Jones.
Advertisement
Tanpa Maksud Khusus
Agensi yang menaungi Suga BTS, Big Hit Entertainment, akhirnya mengeluarkan pernyataan resminya. Mereka mengakui bahwa penyertaan pidato ini adalah sebuah kesalahan.
"Sample vocal dalam pidato di pembukaan lagu 'What Do You Thing?' dalam mixtape ini dipilih tanpa maksud khusus dari produser yang mengerjakan lagu ini, yang tak mengetahui identitas pembicaranya dan menggunakan sample ini untuk atmosfer lagu secara keseluruhan," begitu isi pernyataan Big Hit.
Akui Kesalahan
"Setelah sample pidato dipilih, agensi melakukan proses internal dan melakukan prosedur memeriksa kepantasan konten. Namun, dalam pemilihan dan pemeriksaan, kami melakukan kesalahan dengan tidak mengetahui kepantasan dalam konten, termasuk sample dalam lagu," tutur juru bicara Big Hit menambahkan.
Advertisement
Merasa Malu
Big Hit meminta maaf dan menyadari keterbatasan mereka, termasuk dalam memeriksa konten yang memiliki muatan sosial-kultural dan sejarah dari publik global.
"Big Hit Entertainment telah menghapus bagian dari lagu tersebut dan mengeluarkan versi baru. Sang artis juga merasa malu atas kemunculan masalah yang tidak ia pertimbangkan sebelumnya."